Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Berseragam Versus Tanpa Seragam

18 April 2024   15:25 Diperbarui: 19 April 2024   01:55 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah tanpa seragam (foto: widikurniawan)

Sebagai orangtua, saya pernah memiliki pengalaman ketika anak saya bersekolah di tempat yang tidak mewajibkan muridnya mengenakan seragam. Maklumlah, sejak TK hingga SD, anak saya bersekolah di sekolah yang mengusung konsep alam.

Namun, beranjak masuk ke bangku SMP, karena kurikulum dan aturannya mengikuti pemerintah, anak saya kemudian mulai merasakan mengenakan seragam sekolah setiap harinya.

Selama bertahun-tahun tanpa seragam sekolah, rupanya tidak menjadi masalah bagi anak saya maupun teman-temannya. Waktu itu nyaris tak pernah terdengar polemik soal mahalnya harga sekolah atau isu-isu semacam sekolah yang "nyambi" jualan seragam.

Tiap hari, anak saya cukup mengenakan kaos dan celana panjang untuk bersekolah. Jika ada even tertentu, misalnya pentas seni atau kunjungan ke instansi tertentu, barulah anak-anak itu mengenakan kemeja batik atau kemeja motif apapun bebas, asalkan sopan.

Soal cap sebagian masyarakat yang menganggap sekolah tanpa seragam tidak tertib dan mencerminkan ketidakdisiplinan serta berpotensi adanya kesenjangan, hal semacam itu tidak pernah saya temui.

Justru anak-anak di sekolah alam itu telah diajarkan sejak dini untuk saling menghargai dan hidup di tengah perbedaan. Faktanya juga, tidak pernah ada seorang murid yang terlihat "wah" dan lebih mencolok dibandingkan rekan-rekannya dilihat dari sisi berpakaian.

Ya, anak-anak itu terlihat sewajarnya dan biasa saja dalam berpakaian ke sekolah. Lagipula untuk apa berpakaian bagus ke sekolah yang halamannya becek berlumpur ketika hujan, dan metode pembelajarannya sering kali dilakukan di alam terbuka?

Bisa-bisa jika diwajibkan memakai seragam putih bersih justru tidak bakalan awet karena sering terkena kotoran.

Soal alokasi anggaran untuk pakaian ke sekolah, saat itu justru nyaris tidak terpikirkan. Bagaimana tidak? Karena pakaian berupa kaos dan celana yang dipakai anak saya juga bisa dipakai untuk santai di rumah atau jalan-jalan ke manapun. Jadi jatuhnya lebih murah dan hemat.

Nah, ketika anak saya lulus SD dan masuk ke SMP yang konsepnya beda, kali ini saya baru merasakan puyeng layaknya orangtua pada umumnya. Membeli seragam sekolah untuk satu anak saja sudah bikin deg-degan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun