Mohon tunggu...
Wiwik TriErnawati
Wiwik TriErnawati Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah sosial

Penggerak Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dunia Digital dan Ilusi Kekayaan Instan, Pelajaran dari Fenomena Koin Jagat

14 Januari 2025   08:59 Diperbarui: 15 Januari 2025   18:51 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribun Jabar/Gani Kurniawan

Masyarakat kita lagi heboh , berburu koin melalui aplikasi Koin Jagat tiba-tiba jadi tren. Puluhan orang anak-anak, remaja sampai orang dewasa asyik mencari koin di tempat-tempat umum, biasanya di taman-taman kota. 

Media sosial juga tidak luput sedang ramai dalam beberapa waktu terakhir membahas permainan berburu 'harta karun' bernama Koin Jagat.

Permainan ini baru tersedia di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Koin Jagat merupakan sebuah permainan yang menggunakan aplikasi Jagat sebagai platform utamanya. Permainan ini menyerupai konsep berburu harta karun di dunia nyata.

Seperti yang dilustrasikan dalam aplikasi-aplikasi tersebut, harta karun yang diburu adalah koin dengan tiga jenis, yakni emas, perak dan perunggu. 

Koin-koin itu harus dikumpulkan sebanyak-banyaknya oleh pengguna aplikasi, karena bisa ditukarkan dengan hadiah uang berkisar dari ratusan ribu hingga puluhan juta. 

Uniknya menjadi tantangan adalah koin-koin tersebut diletakkan di tempat tersembunyi. Untuk ikut bermain, para pengguna harus meng-install aplikasi Jagat terlebih dahulu dan membuat akun. 

Kemudian, matikan fitur GPS dalam ponsel. Namun, permainan ini menimbulkan banyak masalah. Banyak warganet yang melapor pemain malah merusak fasilitas umum saat mencari koin-koin tersebut.

Fenomena berburu koin jagat tidak hanya menimbulkan kerugian finansial bagi individu, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang meresahkan masyarakat luas. Baru-baru ini, sejumlah kasus yang terjadi di kota besar seperti Bandung, Surabaya, dan Jakarta menunjukkan sisi gelap dari fenomena ini. 

Para pelaku, yang tergiur dengan janji hadiah besar atau keuntungan dari aplikasi berburu koin, justru merusak fasilitas umum dalam proses pencariannya. Fenomena ini tidak hanya menunjukkan ketidaktahuan tentang etika sosial, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum

Namun, di balik itu semua, tersimpan potret yang lebih kompleks dari masyarakat kita. Di satu sisi, fenomena ini mencerminkan minimnya literasi keuangan di kalangan luas, di mana banyak individu tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang cara kerja investasi, risiko finansial, atau teknologi yang mereka ikuti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun