" Children of Heaven" dan "Taree Zameen Par", Dua Film Inspiratif dan Edukatif untuk Anak-anak Saat Liburan
Film rekomendasi saat liburan idul fitri? Lumayan lama aku mikirnya. Aku termasuk kudet urusan film apatah lagi dengan kesibukan sehari-hari. Jika liburan, yang suka nonton film itu anak-anak tapi di laptop. Sepertiku, anak-anak juga kurang suka nonton di televisi. Alasan mereka : "Banyak Iklan dan pakaiannya porno, Yah!"
Jadi, hardisk laptopku nyaris penuh dengan film hasil download berdasarkan kesukaan dan pesanan mereka. Semisal Upin-Ipin, Sopo-Jarwo dan film-film aneka robot atau national geografis.
Aih, yang libur kan anak-anak? Selain liburan idul fitri anak-anak juga liburan usai menerima rapor kenaikan kelas. Aku rekomendasi dua koleksi film favorit anak-anakku, saja ya? Siapapun teman mereka yang main ke rumah, pasti ditawari nonton film ini! Walaupun jadul, menurutku inspiratif dan edukatif.
FIlm Children Of Heaven di rilis tahun 1997 berdurasi 88 Menit. Film ini dari Iran dan disutradarai oleh Majid Majidi juga berkebangsaan Iran. Film berjudul asli Bachecha- Ye aseman ini bersifat universal dan tidak menggurui. Menitip pesan tentang ketabahan, kejujuran, tanggung jawab dan kepedulian.
Sinopsis Singkat
Kisah film ini diawali dengan sosok bocah lelaki bernama Ali dan mempunyai adik perempuannya Zahra dan seorang lagi masih bayi. Anak belasan tahun dari keluarga Karim ini hidupnya sangat sederhana yang tergolong keluarga miskin. Karim, sang ayah hanya seorang Marbot pengurus mesjid di tempat tinggalnya. Kemiskinan itulah yang membuat titik persoalan di film ini.
Suatu hari, Ali dapat tugas dari sang ibu membeli sayuran ke pasar, sekaligus memperbaiki sepatu adiknya Zahra yang sudah rusak pada seorang tukang sol sepatu. Usai sepatu adiknya dijahit, Ali menaruh sepasang sepatu disutu tempat. Dan meneruskan tugas membeli sayur mayur. Setelah berbelanja, sepatu jahitan tersebut tak lagi ditemukan alias hilang.
Secara jujur Ali mengaku jika sepatu itu hilang di pasar sambil memohon untuk dirahasiakan kepada orangtuanya. Zahra sedih karena ia tidak memiliki sepatu untuk bersekolah. Yang menarik di film ini, Keduanya sepakat "merahasiakan" tentang sepatu tersebut. Namun menemukan "solusinya".
Kebetulan Zahra sekolah pagi sedangkan Ali masuk siang. Akhirnya Zahra bergantian memakai sepatu butut milik Ali. Keduanya memakai sepatu tersebut bergantian. Walau setiap hari berlari agar tak terlambat, tidak jarang Ali sering terlambat ke sekolah karena harus menunggu Zahra pulang. Setelah beberapa kali, Ali pun mendapat teguran keras di sekolah.
Film diakhiri dengan keikutsertaan Ali dalam lomba lari yang diadakan sekolahnya. Niat Ali mengikuti lomba itu ingin meraih juara ketiga dengan hadiah sepatu karet. Hadiah itu untuk adiknya Zahra. Bagaimanakan akhir filim ini? Hayuk googling dan nonton, ya?
Children of heaven ini, bagiku film keren dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Film Nominasi Oscar ini meraih penghargaan pada Montreal World Film Festival, Newport International Film Festival, dan Silver Screen Awards di Singapore International Film Festival. coba aja buka capture filimnya pada link dibawah ini.
Nilai apa yang dipetik dari film Children of heaven. Ada empat nilai yang dipetik dari film ini. Pertama selalu melakukan kejujuran. Kedua selalu mencari penyelesaian masalah, ketiga selalu memikirkan orang lain dan keempat mencapai prestasi setinggi-tingginya.
Film ini dirilis tahun 2007 dari India. Dibintangi oleh Aamir Khan sekaligus Produser dan Sutradara.
Sinopsis
Ishaan Nandkishore Awasthi anak laki-laki berusia 8 tahun yang selalu dimarahi guru sebab selalu gagal dalam belajar maupun ujian. Ishaan memiliki seorang kakak Yohaan yang selalu berprestasi di setiap mata pelajaran dan juga olahraga tennis.
Karena kemampuan akademik dan dianggap "berbeda", Ishaan seringkali menjadi korban kejahilan dari teman-temannya di sekolah. Dan mendapat perbedaan sikap oleh ayahnya di rumah karena prestasi kakaknya.
Suatu hari Ishaan berkelahi di sekolah. Kejadian itu membuat ayahnya memarahi Ishaan sementara ibunya berusaha mengasihi Ishaan. Orang tua Ihsaan bertemu dengan guru dan kepala sekolah Ihsaan. Guru Ihsaan menjelaskan bahwa Ihsaan tidak dapat belajar dengan baik sementara itu kepala sekolah mengatakan kepada orang tua Ihsaan bahwa dia tidak bisa membantu Ihsaan lagi.
Singkat cerita, Ihsan dipindahkan ke sekolah berasrama. Walau Ihsaan menolak, sebab tak ingin berpisah dengan keluarga. Selama di sekolah yang baru, Ihsaan masih terus dimarahi oleh guru-gurunya sehingga membuat dirinya tertekan dan menyendiri. Bahkan ketika keluarganya datang untuk menjenguknya Ihsaan lebih banyak terdiam.
Suatu hari Guru Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) mengajar kesenian untuk menggantikan guru lama yang telah pindah. Ram mulai mencari tahu kelemahan Ihsaan dengan melihat tulisannya. Hingga suatu hari dia memutuskan bertemu dengan orang tua Ihsaan. Ram lalu ditunjukkan kelebihan Ihsaan dalam hal menggambar.
Ram saat itu menyadari bahwa Ihsaan memiliki daya imajinasi yang luas. Setelah itu Ram menjelaskan kepada orang tua Ihsaan bahwa Ihsaan tidak bodoh. Hanya saja Ihsaan dia kesulitan dan membaca yang sering disebut Disleksia.
Beberapa hari kemudian, Ram menceritakan sosok tokoh terkenal yang Albert Einstein, Leonadro Da Vinci, Thomas Alva Edison yang alami kesulitan dalam membaca dan menulis. Setelah Ram menceritakan cerita para tokoh tersebut, Ihsaaan mulai termotivasi. Ram lalu mengajar Ihsaan secara privat cara membaca dan menulis hingga akhirnya Ihsaan mampu melakukan itu.
Film ini diakhiri dengan Ram mengadakan perlombaan menggambar yang menyertakan anak murid maupun guru sekolah. Akhirnya? Aih nonton aja, ya? aku buat linknya dibawah ini :
Itulah dua film anak-anah rekomendasiku, saat mengisi liburan lebaran idul fithri, dijamin makjleb bagi yang nonton. Semoga bermanfaat dan mengispirasi. Tak apa jadul, kan?
Curup, 31.05.2019
[ditulis untuk Kompasiana]