Pemuda Gresik Bagikan Hasil Budidaya Udang Untuk Fakir Miskin dan Yatim Piatu
Yanuar Fijai Lesmana masih 20 tahun. Meskipun demikian, jiwa bisnis mahasiswa Double Degree Universitas Gadjah Mada itu mulai terlihat dari bangku sekolah. Pemuda asal Gresik, tersebut mengelola tambak udang milik orang tuanya.
Mungkin beberapa dari Anda berpikir bahwa budidaya udang harus dilakukan di dekat pantai atau perairan luas, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Bagi Anda yang tinggal jauh dari pantai, budidaya udang dapat dilakukan dengan kolam terpal atau bahkan bersamaan dengan tanaman padi.
Daya tahan udang juga cukup tinggi, udang mampu beradaptasi dengan lingkungan secara cepat sehingga kemungkinan gagal panen pun semakin tipis.
"Ada beberapa jenis udang yang dibudidayakan. Antara lain, vename, windu dan lar". Ujar Orang tua Yanuar, Agung Lesmana, 49
Yanuar menyatakan, tambak udang yang dikelolanya tersebut semula hanya untuk kepentingan keluarga dan kerabat. Seiring waktu, banyak peminat yang berkunjung ke tambak itu. Keluarga lalu membuka untuk umum. Meski demikian, orientasinya tetap. Yakni, tidak untuk mencari keuntungan. “Karena itu, sebagian penghasilan digunakan untuk kegiatan sosial,” ungkapnya.
Yanuar menyebutkan, uang hasil penjualan itu tidak hanya digunakan untuk pemeliharaan, tetapi juga sosial. Khususnya untuk fakir miskin dan anak yatim piatu di daerahnya. Selain itu, sepekan sekali keluarganya mengajak para fakir miskin dan anak yatim piatu untuk menikmati hasil panen bersama. “Kalau mereka mau datang pada hari lain juga gratis,” tuturnya.
Kesibukan remaja 20 tahun sebagai mahasiswa membuatnya tidak bisa selalu ke tambak. Yanuar telah merekrut lima orang untuk membantunya. “Kalau kuliah libur, saya baru ikut ke tambak,” ujarnya.