dr. Meldy Muzada Elfa, Sp. PD, K-Ger, FINASIM
Meldy Muzada Elfa Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Tanya Pakar

Pakar Menjawab

Skrng kan bulan ramadhan gimana nih caranya agar lebih semangat dan tidak malas dalam menjalankannya


Halo mbak Maisyila, terima kasih atas pertanyaannya..

Dalam menjalani bulan Ramadan, banyak dari kita mungkin merasa sulit untuk tetap semangat dan tidak merasa malas. Tentu tidak hanya mbak Maisyila, namun juga bisa terjadi pada orang lain. Namun, sebagai seorang dokter, saya ingin memberikan beberapa tips yang dapat membantu kita semia untuk menghadapi tantangan tersebut dengan lebih baik. Pertama, penting untuk memperhatikan pola makan. Pastikan sahur dan berbuka terdiri dari makanan yang seimbang, mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat, yang dapat memberikan energi yang bertahan lama dan menjaga kadar gula darah stabil.

Selain itu, hindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak, karena dapat membuat kita merasa lemas dan lesu setelahnya. Sebaliknya, pilihlah makanan yang lebih sehat dan bergizi untuk menjaga energi sepanjang hari. Jangan lupakan juga untuk tetap aktif dengan melakukan olahraga ringan seperti berjalan atau senam ringan, meskipun kita mungkin merasa lelah saat berpuasa. Aktivitas fisik dapat meningkatkan energi dan mood.

Penting juga untuk menjaga kadae cairan tubuh yang cukup dengan minum air yang cukup saat berbuka dan sahur, untuk menghindari dehidrasi yang dapat menyebabkan kelelahan. Selain itu pastikan kita mendapatkan istirahat yang cukup di malam hari, karena tidur yang cukup dapat membantu menjaga energi dan semangat selama berpuasa. Terakhir, jangan lupakan tujuan utama puasa Ramadan, yaitu meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mudah-mudahan masukan ini dapat berdampak positif untuk semangat mbak Maisyila dan seluruh yang membaca jawaban pertanyaan ini.

Salam sehat

Dok, usia saya sudah 54 tahun dan sering sakit sendi lutut apalagi saat salat tarawih. Bagaimana cara mengatasinya ya, Dok?


Terima kasih bu Nina atas pertanyaanya. Pertanyaan ini sangat baik dan tentu juga sering dialami oleh yang lain, sehingga jawaban ini semoga bermanfaat untuk yang lainnya. 

Masalah sendi lutut yang sering kali dirasakan saat melakukan salat tarawih pada bulan Ramadan bisa menjadi suatu tantangan, terutama bagi yang sudah berusia di atas 50 tahun. Sakit sendi lutut paling sering disebabkan karena pengapuran tulang sendiri yang sering kami sebut dengan osteoartritis. Penyebabnya antara lain usia, cedera sebelumnya atau kelebihan berat badan yang menekan sendi.

 

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Pertama-tama, pastikan melakukan pemanasan dan peregangan sebelum salat tarawih untuk mempersiapkan sendi dan otot. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan pada sendi lutut dan mengurangi risiko cedera.

 

Berangkat tarawih sebaiknya tidak berjalan kaki bagi para penderita pengapuran sendi. Gunakan sepeda atau motor. Gunakan alas kaki yang rata dan empuk. Hindari menggunakan tangga, shalat di lantai pertama saja, andaipun di lantai atas jika tersedia lift atau eskalator itu lebih baik digunakan.

 

Pada saat shalat penting untuk memperhatikan postur tubuh. Pastikan duduk atau sujud dengan benar, tanpa menekan terlalu keras pada sendi lutut. Bu Nina juga dapat menggunakan bantal atau alas yang empuk untuk duduk atau bersujud agar memberikan dukungan tambahan pada sendi lutut. Jika tetap nyeri pada saat melaksanakan ibadah tarawih maka segera ubah posisi shalat dengan duduk saja.

 

Jika sakit sendi lutut sangat mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter evaluasi lebih lanjut. Nyeri sendi yang berkelanjutkan tidak dapat didiamkan begitu saja. Dokter tentu dapat memberikan saran tentang pengelolaan nyeri sendi dan mungkin meresepkan terapi fisik atau obat-obatan antiinflamasi untuk membantu mengurangi gejala.

 

Terakhir, jangan ragu untuk beristirahat jika diperlukan dan tidak memaksakan tubuh Anda. Kesehatan dan kenyamanan selama ibadah juga merupakan prioritas penting. Ingatlah, Islam itu mudah.

Salam sehat

Selain memperhatikan kesehatan fisik, apakah perlu juga memperhatikan kesehatan mental lansia? Apa saya yang bisa dilakukan ya Dok? Terima kasih..


Halo mas Akbar, terima kasih atas pertanyaannya.

Bulan Ramadan seringkali membawa perubahan dalam rutinitas sehari-hari, termasuk pola tidur dan pola makan. Perubahan ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental lansia, terutama yang mungkin sudah mengalami tantangan kesehatan mental sebelumnya.

Sebagai seorang ahli lansia, saya menyarankan untuk memberikan perhatian khusus pada kesehatan mental lansia selama bulan Ramadan. Doronglah mereka untuk tetap terlibat dalam kegiatan sosial dan spiritual yang mereka nikmati, seperti berpartisipasi dalam ibadah, menghadiri majelis taklim, atau berinteraksi dengan anggota keluarga dan teman-teman mereka.

Selain itu, pastikan mereka merasa didukung dan terhubung dengan komunitas mereka. Ini dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan isolasi sosial yang mungkin dirasakan saat menjalani ibadah sendirian di rumah. Doronglah untuk tetap aktif secara mental dengan melakukan kegiatan yang merangsang otak, seperti membaca Al-Qur'an, mempelajari hadits, atau merenungkan makna ibadah Ramadan.

Dengan memberikan perhatian khusus pada kesehatan mental lansia selama bulan Ramadan, kita dapat membantu mereka menjalani bulan suci ini dengan damai, bahagia, dan bugar secara mental. 

Salam sehat

Halo dok, bagaimana mengelola kesehatan mental lansia selama berpuasa ini ya? Apakah itu juga penting untuk diperhatikan selain tentunya kesehatan fisik, terutama yang telah memiliki riwayat masalah kesehatan.. Terima kasih dok


Halo mas/mbak Afri Rahayu, pertanyaannya mirip ya dengan pertanyaan mas Akbar Pitopang, jadi saya tidak mengulang menjawab, silakan dibaca jawaban saya di pertanyaan mas Akbar.

Jika ada pertanyaan lebih spesifik lagi, silakan disampaikan ulang, dengan senang hati saya akan menjawabnya.

Halo dok. Saya mahasiswa rantau yang sering bertanya tentang kesehatan orang tua saya di kampung halaman, Dok bolehkah berbagi informasi mengenai waktu terbaik aktivitas selama berpuasa untuk para lansia?? terimakasih dok


Halo mas Virgi, semoga sukses kuliah diperantauan ya.. Dan kembali ke kampung halaman dengan hasil yang maksimal.

Terkait pertanyaan tentang kesehatan orang tuanya dalam beraktivitas di bulan puasa, saya akan memberikan sedikit gambaran umum tips untuk lansia dalam menghadapi puasa.

Sahur yang Tepat Waktu: Lansia disarankan untuk tidak melewatkan sahur karena dapat memberikan energi yang diperlukan selama puasa. Sahur sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat yaitu menjelang terbitnya fajar (imsak), untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk mencerna makanan sebelum puasa dimulai.   Aktivitas Fisik Pagi Hari: Aktivitas fisik ringan, seperti jalan kaki atau senam ringan, sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah sahur dan sebelum terik matahari. Aktivitas fisik pada pagi hari dapat meningkatkan sirkulasi darah, kebugaran fisik, dan kesejahteraan mental tanpa risiko dehidrasi yang berlebihan.   Istirahat di Siang Hari: Para lansia disarankan untuk memperhatikan kebutuhan istirahat yang cukup selama siang hari untuk menghindari kelelahan dan dehidrasi. Istirahat yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan selama puasa.   Aktivitas Fisik Ringan Setelah Berbuka: Setelah berbuka, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan-jalan santai atau senam ringan. Aktivitas fisik setelah berbuka dapat membantu meningkatkan metabolisme, pencernaan, dan kesehatan jantung tanpa membebani tubuh yang sedang dalam proses mencerna makanan.   Pilihan Makanan yang Sehat: Saat berbuka, penting bagi para lansia untuk memilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, dan cairan yang cukup untuk mengembalikan energi dan nutrisi yang hilang selama puasa. Hindari makanan yang tinggi gula tambahan, lemak jenuh, dan garam berlebih yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan. Sebaiknya bisa mengonsumsi makanan yang ringan dulu seperti air manis dan beberapa kue saat berbuka, dilanjutkan shalat maghrib dan selanjutnya dilanjutkan makan berat sesudah shalat.

Assalamu alaikum wr wb izin bertanya dok, bagaimana menurunkan berat badan, perut tidak buncit, pada saat puasa seperti ini makanan yang harus dihindari apa saja. demikian terimakasih


Wa'alaikumsalam wr. wb.

Terima kasih mas Wawan atas pertanyaannya. Memang di bulan suci ini dapat menjadi awal untuk menjalankan pola hidup yang baik dan sehat. Termasuk salah satunya adalah momen untuk menurunkan berat badan agar menjadi lebih sehat.

Untuk menurunkan berat badan dan mencegah perut buncit selama bulan puasa, penting untuk memperhatikan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Selama berbuka, pilihlah makanan yang seimbang dan mengandung nutrisi penting seperti sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan karbohidrat kompleks. Hindari makanan olahan, junk food, dan minuman bersoda yang tinggi gula dan lemak.

Mohon dikontrol porsi makan agar tidak makan berlebihan dan perhatikan waktu sahur dengan memilih makanan yang memberi energi tahan lama.

Selain itu, tetap lakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan-jalan atau olahraga setelah berbuka atau sebelum sahur untuk membakar kalori dan meningkatkan metabolisme.

Dengan menjaga pola makan yang sehat dan gaya hidup aktif, mas Wawan dapat membantu menurunkan berat badan dan mencegah perut buncit selama bulan puasa.

Penting diingat bahwa menurunkan berat badan perlu disiplin dan konsistensi. Maka bulan puasa ini adalah momentum mengawali, tapi selesai Ramadhan kita tetap harus menjalankan pola hidup yang baik dan sehat. 

 

Salam sehat

Hai dok, bagaimana kiatnya agar tidak malas bergerak dan tetap menjaga 7000-10.000 langkah setiap hari saat berpuasa? terima kasih


Halo mas, terima kasih atas pertanyaannya. Memang di bulan Ramadhan ini, aktivitas tetap harus kita jaga walaupun sedang berpuasa. Termasuk dalam hal ini jika mas A.RN juga sudah rutin jalan 7000-10000 langkah setiap hari, itu adalah pola hidup sehat yang baik yang tetap di jaga walaupun dalam keadaan berpuasa.

Oleh karena itu, untuk menjaga langkah berjalan antara 7000 hingga 10000 selama bulan puasa tanpa menyebabkan kelelahan, perlu diperhatikan beberapa hal.

Pertama, atur waktu berjalan dengan bijaksana. Pilih waktu yang tepat, seperti setelah berbuka atau sebelum sahur (bisa dilakukan treadmill untuk indoor) ketika tubuh memiliki energi yang cukup. Hindari berjalan terlalu cepat atau terlalu jauh pada saat-saat yang bisa meningkatkan risiko kelelahan, seperti siang hari ketika suhu udara lebih tinggi.

Kedua, sesuaikan intensitas dan durasi berjalan dengan kondisi tubuh dan kebutuhan energi. Mulailah dengan kecepatan dan jarak yang sesuai dengan kemampuan diri mas A.RN, lalu tingkatkan secara bertahap seiring waktu dan penyesuaian tubuh mas A.RN terhadap pola puasa.

Ketiga, pastikan untuk istirahat yang cukup antara sesi berjalan. Jika merasa lelah atau kelelahan, istirahatlah sejenak untuk memberi waktu bagi tubuh untuk pulih. Ini dapat dilakukan dengan duduk sebentar atau menemukan tempat teduh untuk bersantai sejenak.

Keempat, perhatikan asupan makanan saat sahur dan berbuka. Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, dan cairan yang cukup untuk memberikan energi yang dibutuhkan tubuh selama berpuasa dan beraktivitas fisik.

Tentu, selain berjalan kaki, bersepeda juga merupakan alternatif yang baik untuk menjaga aktivitas fisik selama bulan puasa. Bersepeda dapat memberikan manfaat yang sama seperti berjalan kaki, namun dengan beban yang lebih ringan bagi sendi. Bersepeda juga dapat dilakukan di berbagai waktu, seperti setelah berbuka atau sebelum sahur, dengan memperhatikan kondisi lalu lintas dan keselamatan.

Sama seperti berjalan kaki, pastikan untuk mengatur intensitas dan durasi bersepeda sesuai dengan kondisi tubuh kita. Mulailah dengan kecepatan yang nyaman dan jarak yang sesuai, lalu tingkatkan secara bertahap seiring waktu.

Salam sehat

Hai dok, bagaimana strateginya untuk mengontrol berat badan dan agar saat lebaran nanti kita tidak bertambah buncit?


Halo kembali mas A.RN, untuk pertanyaan ini sudah saya jawab dipertanyaan mas Wawan. Silakan dibaca ya..

Dok, kalau telat sahur apakah masih aman untuk melanjutkan puasa ?


Halo mas Ricky, terima kasih pertanyaannya. 

Pertanyaan ini sering juga ditanyakan oleh masyarakat umum dan pasien yang berobat di praktek.

Tidak sahur tidak secara otomatis akan menyebabkan gangguan kesehatan pada orang yang berpuasa. Namun penting untuk memahami konsekuensi dan dampaknya terhadap tubuh serta ibadah. Saat tidak sahur, tubuh mungkin tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk menjalani puasa dengan nyaman. Ketiadaan asupan makanan dan cairan dari sahur dapat menyebabkan penurunan energi, meningkatkan risiko masalah pencernaan seperti maag, serta meningkatkan risiko dehidrasi, terutama jika berpuasa di hari yang panas.

Dari segi agama, sahur memiliki nilai keberkahan tersendiri. Rasulullah SAW merekomendasikan untuk sahur, bahkan hanya dengan sebutir kurma atau seteguk air, karena sahur membawa berkah dan kekuatan dalam menjalankan ibadah puasa.

Namun demikian, jika seseorang tidak sahur karena lupa atau bangun terlambat, puasanya tetap sah dan diterima oleh Allah SWT. Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima tobat. Yang terpenting adalah niat yang tulus dalam menjalankan ibadah puasa.

Bagi seorang dokter tentunya sarannya untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan selama puasa, disarankan untuk berusaha tetap sahur dan pada waktu yang tepat. 

Salam sehat

Selamat siang dok, kebetulan saya itu kalau sore hari rutin olahraga, tapi sejak puasa ini saya galau kalau tetap olahraga khawatir tidak kuat melanjutkan puasa. Dari dokter, ada gak sih dok olahraga yang dokter rekomendasikan untuk saya (usia 30th)?


Selamat malam Mas Omen.

Dalam menjalankan olahraga selama bulan puasa, penting untuk memperhatikan kesehatan dan kenyamanan tubuh. Untuk menjaga kebugaran dan tetap aktif, Mas Omen dapat memilih jenis olahraga yang lebih ringan dan tidak terlalu membebani tubuh selama berpuasa.

Rekomendasi olahraga yang cocok untuk Mas Omen adalah:

1. Berjalan cepat atau berjalan santai: Berjalan adalah olahraga yang ringan namun efektif untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan membakar kalori. Mas Omen dapat melakukan aktivitas ini pada sore hari setelah berbuka untuk menjaga kebugaran tubuh.

2. Senam ringan atau yoga: Senam ringan atau yoga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan relaksasi tubuh. Aktivitas ini juga cocok dilakukan pada sore hari sebelum berbuka untuk meredakan stres dan ketegangan otot setelah seharian berpuasa.

3. Bersepeda santai: Bersepeda merupakan olahraga yang menyenangkan dan tidak terlalu membebani sendi. Mas Omen dapat melakukan bersepeda santai di sekitar lingkungan Anda pada sore hari untuk tetap aktif tanpa merasa kelelahan.

Selain itu, pastikan untuk menghindari olahraga yang terlalu intens dan membutuhkan banyak energi, seperti lari jarak jauh atau angkat beban berat, terutama pada awal-awal bulan puasa saat tubuh masih beradaptasi dengan pola makan baru.

Ingatlah untuk mendengarkan tubuh Mas Omen dan beristirahat jika merasa lelah atau tidak nyaman selama berolahraga. Kesehatan lebih penting daripada mencapai target tertentu dalam olahraga. 

Salam sehat

Artikel Pakar

Terima kasih!

Pertanyaan Anda sudah terkirim.

Apakah Anda yakin ingin menghapus pertanyaan ini?

Apakah Anda yakin ingin menghapus jawban ini?

Link Artikel Edit

lorem ipsum dolor sit amet adipiscing elite lorem ipsum amet consectetur lorem ipsum dolor sit amet adipiscing elite lorem ipsum amet consecteturlorem ipsum dolor sit amet adipiscing elite lorem ipsum amet consectetur

Link Artikel