Nafis Alfa Dzikri 23107030057
Nafis Alfa Dzikri 23107030057 Mahasiswa

Mencintai dengan sederhana Menyukai komedi ringan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa tapi Maksiat?

15 Maret 2024   08:35 Diperbarui: 15 Maret 2024   08:39 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa tapi Maksiat?
sumber gambar: pontianak.tribunnews.com

Puasa adalah salah satu ibadah yang dijalankan umat Muslim di seluruh dunia sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah. Puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melibatkan pengendalian diri dalam segala aspek kehidupan, termasuk menjauhi perbuatan maksiat.

Namun, dalam realitasnya, banyak orang yang menjalankan puasa namun terjebak dalam godaan maksiat. Maksiat dapat merujuk pada segala bentuk perbuatan yang dilarang dalam agama, seperti maksiat fisik (seperti zina, mencuri, atau kekerasan) maupun maksiat non-fisik (seperti berbohong, hasad, atau iri hati).

Mengapa seseorang yang berpuasa bisa terjerumus dalam maksiat? Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hal ini. Pertama, godaan maksiat yang ada di sekitar kita semakin mudah diakses melalui teknologi dan media sosial. Informasi dan konten yang tidak sehat dapat dengan mudah merusak niat baik seseorang yang sedang berpuasa.

Kedua, kurangnya pemahaman tentang makna sebenarnya dari puasa dan tujuan di baliknya. Puasa seharusnya membawa seseorang lebih dekat dengan Allah, memperkuat ikatan spiritual, dan meningkatkan kesadaran akan kebaikan. Jika seseorang tidak memahami hal ini, maka puasa hanya menjadi sekadar rutinitas fisik tanpa pengaruh yang mendalam pada perilaku dan pikiran.

Ketiga, tekanan sosial dan lingkungan yang tidak mendukung. Lingkungan yang tidak mendukung akan membuat seseorang lebih rentan terhadap godaan maksiat. Misalnya, jika seseorang berada di lingkungan yang penuh dengan orang yang melakukan maksiat, maka akan sulit bagi mereka untuk menjaga diri dan mempertahankan niat baik.

 sumber gambar: fajar.co.id
 sumber gambar: fajar.co.id
Namun, meskipun ada godaan maksiat di sekitar, penting bagi kita untuk tetap menjaga makna puasa dan menghindari maksiat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita lakukan:

1. Memperkuat Iman: Tingkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah melalui pembacaan Al-Quran, dzikir, dan doa. Semakin kuat iman kita, semakin mudah bagi kita untuk menolak godaan maksiat.

2. Tingkatkan kesadaran diri: Sadari bahwa puasa adalah waktu yang suci dan dijalankan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dengan meningkatkan kesadaran diri, kita dapat lebih waspada terhadap tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan maksiat.

3. Jaga lingkungan: Hindari lingkungan yang dapat mempengaruhi kita untuk melakukan maksiat. Pilihlah teman-teman yang memiliki nilai-nilai yang sama dan mendukung kita dalam menjalankan ibadah puasa dengan baik.

4. Kontrol diri: Latihlah diri untuk mengendalikan hawa nafsu dan godaan yang muncul selama puasa. Berusahalah untuk tidak tergoda oleh hal-hal yang dapat menyebabkan maksiat, seperti melihat konten yang tidak pantas atau melakukan tindakan yang melanggar aturan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun