Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Blogger

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Belanjaan Tak Bersalah, Kitalah yang Egois

2 Mei 2020   22:38 Diperbarui: 2 Mei 2020   22:59 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanjaan Tak Bersalah, Kitalah yang Egois
sumber : unsplash.com

Efek kelamaan WFH memang bisa merambah kemana-mana, bahkan kepada keinginan membeli stiker kepala gajah berukuran 3.5 cm. Tentu kita semua berharap pandemi ini segera berakhir karena kalau tidak, saya takut akan mengoleksi stiker aneka kepala binatang. Huft.

Tak sadar kan rupanya di masa ramadan versi pandemi ini banyak hal mubadzir yang telah kita lakukan. Memborong takjil, foya-foya terhadap bahan makanan, belanja online tidak sesuai kebutuhan. Lalu bagaimana kita bisa keluar dari rutinitas nikmat tersebut dan merebut kembali esensi dari ibadah ramadan?

Jawabannya ada di sekitar semua, sangat jelas dan terpampang nyata. Kita tahu itu namun mungkin tak menyadari sampai ke sana. Pastinya kita semua tidak lupa betapa pandemi ini membawa banyak duka lara di banyak keluarga. 

Para pekerja ojol yang tiba-tiba kehilangan orderan, para karyawan yang tiba-tiba di rumahkan. Belum lagi usaha non formal yang mendadak sepi serta saudara kita para tenaga medis yang harus berjuang dan bertaruh nyawa di garis akhir. Mereka semua butuh dukungan.  

Di kala kita semua berfoya-foya, menuruti ego untuk membeli aneka bahan makanan dan barang-barang online dan menyianyiakannya, di saat itu pula ada saudara --saudara kita yang menahan lapar atau yang butuh bantuan. Tidak perlu jauh-jauh teman, rupanya kita dekat dengan itu semua. Duh, tampar saya, tampar saya!

Mengingat itu, bukankah kita merasa menjadi manusia paling egois di tengah pandemi ini? Jadi, sudah ketemu kan rumusnya, kita bisa menjadi pahlawan dengan mengambil bagian dalam perang ini. Semua belum terlambat dan semoga itu menjadi kunci ibadah ramadan kita kali ini. Amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun