Blogger yang sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com
Takbir Keliling dengan Kawan-Kawan, Momen Indah Masa Kecil yang Tak Bisa Terulang
Jika dipikir-pikir rute sepanjang itu tak akan sanggup kami lalui di hari biasa dengan berjalan kaki.
Tak dipungkiri, euforia lebaran bersama kawan-kawan sembari meneriakkan nama Allah Swt membuat kaki kami lebih ringan dan sedih ketika garis finish semakin dekat.
Semua anak menjadi lebih bersemangat mendengar dentuman suara bedug di barisan paling depan, diikuti suara teriakan takbir dengan megaphone (toa).
"Allhu akbar, Allhu akbar, Allhu akbar. L ilha illallhu wallhu akbar. Allhu akbar wa lillhil hamdu"
Kami pun menyusul meneriakan takbir sembari terus berjalan.
Takbir keliling atau yang dibeberapa tempat lebih familiar disebut dengan tarling, sudah ada sejak jaman dahulu kala dan tak bisa dideteksi kapan dimulainya.
Kalimat takbir sendiri mengandung pengagungan terhadap kebesaran Allah Swt.
Kegiatan takbir keliling dilakukan sebagai bentuk penyambutan serta perayaan kemenangan Idul Fitri.
Dilansir dari situs NahdlatuL Ulama, anjuran untuk bertakbir di malam hari raya sesuai sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
"Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa."
Hal ini juga diterangkan dalam kitab "Fathul Qarib":
( )
"Disunnahkan membaca takbir bagi lagi-laki dan perempuan, di rumah maupun di perjalanan, di mana saja, di jalanan, di masjid juga di pasar-pasar mulai dari terbenamnya matahari malam Idul Fitri hingga Imam melakukan shalat id."