Chairunnisa
Chairunnisa Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa usia 20 tahun di Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Curhat Mahasiswa Asal Sumatera Barat Tidak Mudik dan Lebaran di Perantauan

14 April 2024   20:58 Diperbarui: 14 April 2024   21:19 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curhat Mahasiswa Asal Sumatera Barat Tidak Mudik dan Lebaran di Perantauan
Ilustrasi Hari Raya Idul Fitri : Dokumentasi Pribadi

"Adikku bilang, pulang ke rumah ya kak sebelum hari raya. Lalu aku jawab ga punya uang untuk mudik, dia malah ngasih jawaban yang bikin aku nangis banget. Dia bilang kalau dia punya tabungan, gunain tabungan dia untuk ongkos biar bisa pulang, sedangkan tabungan dia hanyalah uang receh" ucap Aniza.

Pada malam sebelum lebaran, terdengar merdunya takbiran yang menimbulkan rasa sedih, saat itu posisi Aniza masih bekerja di Plaza untung menabung gaji yang didapatkan.

Harga Tiket Melonjak Naik

Jalur mudik dari Jawa ke Sumatera bisa melalui darat, laut dan udara. Penggunaan transportasi apapun saat ini memiliki dampak negatifnya masing-masing, baik naik pesawat, bus maupun kendaraan pribadi. Saat suasana mudik, jalur lalu lintas sering mengalami kemacetan panjang, termasuk antre memasuki kapal di pelabuhan Merak.

Perjalanan jalur darat dari Jakarta ke Sumatera Barat biasanya memiliki estimasi waktu 28-38 jam, namun saat suasana mudik ini memakan waktu lebih lama hingga 3 hari. Apabila memilih untuk naik pesawat, harga tiket melonjak naik, normalnya mulai dari ratusan ribu hingga 1 jutaan dan menjelang Lebaran tembus sampai 5,2 juta. Dari situs jual beli tiket online Traveloka, pada H-4 Lebaran harga tiket termahal dipegang oleh Batik Air + Super Air Jet yang harus transit terlebih dahulu.

Hal ini menjadi penyebab utama kenapa banyak mahasiswa asal Sumatera Barat yang memilih untuk tidak mudik. Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Ton Zaid Muhammad Lutfi (21) mengatakan bahwa alasan utama tidak mudik Lebaran adalah ongkos ke Padang yang jauh lebih mahal dari hari biasa.

"Biaya mudik dan balik 2x lebih besar dari biasanya, aku ga bisa mutusin buat beli tiket jauh-jauh hari. Biasanya ada informasi dari kampus juga yang suka telat dan kegiatan mendadak, jadi aku takut milih beli tiket tanggal berapa" ungkap Zaid.

Selain rasa sedih lebaran di perantauan, Zaid juga merasakan hal positif seperti memanfaatkan destinasi liburan untuk explore Jakarta. Selain itu, bisa menambah pengalaman baru juga bagaimana perbedaan tradisi dan budaya di pulau Jawa saat hari raya.

Rasanya Rindu, Banyak yang Berbeda

Merayakan Hari Raya Idul Fitri menjadi salah satu momen yang ditunggu oleh umat Islam. Kegiatan rutin warga Sumatera Barat atau orang minang menyambut lebaran adalah memasak masakan khas seperti rendang, lemang, ketupat, dan lontong Padang.

Tradisi yang sering dilakukan dan dilestarikan oleh orang Padang sebelum hari raya adalah Malamang atau membuat lemang. Makanan ini nanti akan disuguhkan dan dimakan di hari Lebaran, termasuk mengunjungi rumah sanak saudara dengan membawa lemang tersebut.

Lemang, Sumber : Dreamstime.com
Lemang, Sumber : Dreamstime.com

Mahasiswa Sekolah Vokasi ITB asal Solok Sumatera Barat, Khairunnisa (20) dengan panggilan Ica tidak mudik juga dan Lebaran pertama kali jauh dari orang tua. Dia merasa banyak kegiatan rutin menyambut Hari raya yang tidak bisa dilakukan di kost sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun