Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Wiraswasta

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Simpan Dulu Kesedihan Kita

13 Mei 2021   07:58 Diperbarui: 13 Mei 2021   07:58 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simpan Dulu Kesedihan Kita
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Idul fitri kali ini  ( 1442 H ) adalah pengalaman lebaran pertama saya di tanah rantau. Rasanya sedih. Pengin menangis. Tetapi selama malam hari raya hingga mau berangkat sholat ied, tangisan belum menetes di pipi saya. Mungkin karena saking kosong dan hambarnya. Juga pasti karena diri ini merupakan pendosa sehingga hati mungkin membatu. Saya mengakui saya memang pendosa sehingga yang utama yang saya mohonkan adalah  ampunan dari Allah atas segala dosa saya.

Tetapi ketika takbiran di masjid sebelum memulai sholat ied, ratusan manusia mengucapkan ucapan terbaik yakni takbiran. Allahuakbar.. Allahuakbar.. Allahuakbar.. Laailahailallahuallahuakbar.. Allahuakbar walilahilhamd..

Hati saya bergetar, jiwa saya menyerah dan tangisan pun pecah. Tak bisa saya bendung tangisan itu. Tangisan karena tidak bisa mudik ke kampung halaman, tangisan karena diri ini banyak dosa, tangisan hamba kepada Tuhannya bahwa diri ini memang hanya debu di samudera kekuasaanNya. Maka betapa hina, lemah, kotor diri ini karena tanpa nikmat dan anugerahnya juga pertolonganNya sungguh saya tidak mampu berbuat apa-apa. Sungguh benar-benar lemah dan tak berdaya.

Beruntung hari ini saya diberi penguat hikmah lewat khotib sholat ied. Beliau menyampaikan pesan supaya sebagai Umat Islam hari ini kita simpan dulu kesedihan kita karena hari ini Allah memerintahkan kita untuk berbahagia. Kesedihan tidak bisa mudik atau kesedihan karena tidak dapat THR, kesedihan karena sakit, kesedihan karena kehilangan pekerjaan dsb kita simpan dulu sebab seberat apapun kesedihan kita hari ini tak sebanding dengan kesedihan Umat Islam di Palestina yang setiap detik dihantui bom-bom kiriman laknatulloh Zionis Israel atau mencekamnya kondisi wabah Corona di India yang merenggut hampir 4000 orang setiap hari maka tentulah kesedihan kita belum apa-apanya.

Jadi hari ini berbahagialah meskipun berat. Berbahagialah karena hari ini seakan-akan kita sedang berwisuda setelah sebulan penuh berpuasa. Semoga kita termasuk yang disabdakan Nabi sebagai orang yang kembali bersih seperti bayi yang baru lahir bersih tanpa dosa. Aamiin

Purwakarta, 1 Syawal 1442 H

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun