Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Wiraswasta

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Minal Aidin wal Faidzin bukan Berarti Mohon Maaf Lahir dan Batin

13 Mei 2021   19:14 Diperbarui: 13 Mei 2021   19:47 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minal Aidin wal Faidzin bukan Berarti Mohon Maaf Lahir dan Batin
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sudah menjadi wacana umum bahwa kalimat minal 'aaidiin wal faaiziin selalu disandingkan dengan kalimat "mohon maaf lahir dan batin" padahal aslinya bukan seperti itu. Menjadi salah kaprah walaupun goalnya tetap bukan hal yang buruk. Tetapi bagaimanapun tetap harus diluruskan. Misalnya Kita tidak bisa berkata pohon itu ayam kalau kita sudah tahu bahwa pohon ya pohon sebab pohon bukan ayam. Sesuai konteks dan asal usul arti kata itu sendiri.

Setelah saya cari tahu ternyata kalimat Minal aidin wal faidzin tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari kalimat yang sangat panjang,

"Taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja'alanaallaahu wa iyyaakum minal 'aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu 'ammin wa antum bi khair" Artinya adalah "semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadhan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantiasa dalam kebaikan."

Dari kalimat yang panjang inilah, kita bisa lacak asal-usul ucapan minal "aaidiin wal faaiziin" yang artinya termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan kalimat "Mohon maaf lahir dan batin".

Saya tidak menyalahkan dua kalimat berbeda arti itu disandingkan yang penting  kita tahu bahwa arti dan maksudnya memang berbeda. Justru menurut saya lebih indah andai kita memakai semuanya dan tahu maksud tujuannya,

"Taqabbalallaahu minnaa wa minkum" yang artinya Semoga Allah menerima ( amal ibadah Ramadhan ) kami dan kamu. Disitu ada kesadaran akan harapan diterimanya amal kita, ada pengharapan kepada Allah dan ada wujud tawadhu tidak GR dengan amal kita sehingga kita tidak membanggakan amal kita tetapi lebih ke berharap dan rasa syukur. Artinya kalimat ini mengandung unsur hablumminallah. Hubungan dengan Allah. Sedangkan kalimat "mohon maaf lahir dan batin" mengandung unsur hablumminannas yakni hubungan dengan sesama manusia. Ini juga kalimat yang sangat bagus sebagai wujud dari HalalbiHalal yang kita lakukan. Saling maaf memaafkan.

Kita mendoakan diri kita dan orang lain semoga amal ibadah kita semua diterima Allah serta juga memohon maaf atas kesalahan kita lahir dan batin

Purwakarta, 2 Syawal 1442 H

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun