Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Guru

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Cara Efektif Bersedekah di Bulan Ramadan

18 Maret 2024   18:01 Diperbarui: 18 Maret 2024   23:30 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara Efektif Bersedekah di Bulan Ramadan
Ilustrasi. Sumber : pixabay.com

Semoga ulasan cara efektif bersedekah di bulan Ramadhan ini bermanfaat untuk Anda. Sebetulnya, tidak ada batasan dan aturan mengikat dalam cara melakukan sedekah yang efektif. 

Sedekah adalah memberikan sesuatu yang kita miliki, baik berupa harta maupun benda, kepada orang yang membutuhkan dengan didasari ikhlas karena Allah SWT. 

Tidak hanya sedekah kepada manusia, sedekah kepada sesama mahluk ciptaan Allah SWT pun memiliki keutamaan dan pahala yang luar biasa. 

Memberi makanan kepada kucing, burung, ayam, dan hewan peliharaan lainnya, jika kita niatkan sebagai sedekah, Allah akan menghitungnya sebagai amal kebaikan yang akan kita tuai di akhirat kelak. Bahkan di dunia pun, Allah akan tunjukkan balasan bagi orang yang gemar bersedekah. 

Islam adalah agama yang sangat indah. Memberikan senyuman kepada orang lain pun dikategorikan sebagai ibadah sedekah. Memberi rating dan komentar artikel di Kompasiana pun merupakan sedekah, he.

Bulan Ramadhan ini, mumpung pahalanya berlipat ganda, mari perbanyak menunjukkan senyum ramah  kita pada orang lain. Tapi jangan sampai sebyum-senyum sendiri yaa, nanti dikira caleg gagal, he-he. 

Begitu banyak cara bersedekah di bulan suci Ramadhan ini, misalnya dengan memberikan makanan takjil di mesjid, memberikan minuman bagi para pengendara yang melintas di jalanan, mengajak berbuka bersama anak-anak yatim dan dhuafa, mentraktir kerabat dan  tetangga untuk bukber di rumah makan, dan banyak cara lainnya. 

Tidak hanya saat berbuka saja kita bisa bersedekah. Setelah sahur atau di waktu subuh, pahala bersedekah dan keberkahannya sungguh tiada terkira, karena di waktu subuh, malaikat turun ke bumi untuk mendoakan orang-orang yang bersedekah. 

Sedekah terbaik yang diberikan di bulan suci ini adalah makanan pokok berupa beras, minyak, telur, sirup, dan lain sebagainya yang sekiranya bisa dikonsumsi untuk berbuka puasa dan sahur. 

Oh iya, di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini pun, kita  bisa membuka lemari pakaian, kemudian memilih pakaian mana yang sudah tidak terpakai oleh kita karena terlalu longgar atau sebaliknya, pakaian yang tidak terpakai karena terlalu kecil. 

"Lan tanaalul birro hatta yunfiquu mimmaa tuhibbuun." QS Al Imron 92.  Artinya, tidaklah  termasuk kebaikan, sehingga kita menginfakkan sesuatu yang masih kita sukai.  

Maknanya, dalam berinfak atau bersedekah, hendaknya kita memberikan sesuatu yang masih bagus atau layak dipakai. Tolok ukurnya sederhana, jika kita masih suka terhadap benda yang akan kita sedekahkan, maka akan semakin besar pula peluang orang lain pun akan menyukai benda tersebut. 

Saya sarankan, siapkan pula uang pecahan dari sekarang, Rp. 5.000, Rp.10.000 ataupun Rp. 20.000, terserah Anda, sesuaikan saja dengan kemampuan, untuk dibagikan di hari lebaran kepada anak-anak kecil entah itu tetangga ataupun saudara. 

Ada di antaranya orang-orang yang tidak mau bersedekah karena mereka merasa bahwa mereka pun masih kurang, dan khawatir tidak cukup rezeki mereka untuk esok hari. 

Pandangan seperti ini sangat keliru, karena pada dasarnya, ketika kita memberi pada orang lain, hakikatnya kita memberi diri kita sendiri. Berbuat baik, maka amal baik itu untuk kita, dan sebaliknya, jika berbuat buruk maka amalan buruk tersebut untuk kita juga. 

Di tempat tinggal saya, di desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar, ada seorang saudagar material bahan bangunan yang sangat gemar bersedekah. Haji Ade namanya. 

Jika ada pedagang bakso, atau pedagang makanan apapun yang lewat di tokonya, beliau borong dan dibagikan kepada kuli-kuli angkut yang mengirim barang ke tokonya. Pembeli yang sedang ada di tokonya pun sering kebagian jatah kena traktiran. 

Banyak sekali orang-orang di desa kami yang berhutang kepada Haji Ade. Saya pernah berbincang langsung dengan beliau, bahwa jumlah tagihan di luar mencapai angka 1 milyar lebih. Dan herannya, beliau tidak pernah menagih kepada siapapun yang berhutang kepadanya. 

"Kita husnudzhon saja, mungkin dia belum punya uang. Atau ada keperluan lain yang mendesak," kata H. Ade, yang kini bisnisnya semakin maju. Suatu kali, saya pernah meminta nasihat kepada beliau, agar bisa terlepas dari masalah  hidup yang sangat pelik, dan bisa lebih sukses. Dengan singkat namun selalu teringat sekali hingga sekarang, beliau menjawab,"tahajudlah setiap malam".

Di belakang rumahnya, Haji Ade sejak beberapa tahun lalu, membangun sebuah mesjid yang digunakan masyarakat sekitar untuk sholat berjamaah. Pengajian rutin dilakukan seminggu sekali, dan hadirin disuguhi makan gratis oleh Haji Ade. 

Baca juga kisah keajaiban sedekah lainnya di sini

Memberikan hutang pun termasuk bagian dari sedekah. Selama orang yang kita pinjami uang belum membayarnya, maka selama itu pula kita mendapat pahala bersedekah. Tapi, menagih hutang pun merupakan kewajiban. Jangan sampai kita tidak mengingatkan teman kita yang meminjam dana seratus dua ratus, namun lupa untuk membayarnya. Kasihan mereka jika hutang itu dibawa mati, bukan? 

Terakhir namun sangat penting, di bulan Ramadhan ini, mari pastikan orangtua kita dalam keadaan benar-benar sejahtera. Utamakan untuk membahagiakan kedua orangtua kita. Masa tua mereka jangan sampai dibiarkan berada dalam kesusahan. 

Sekian tulisan ini, mohon maaf jika ada salah dan khilaf. Semoga bisa memotivasi diri saya untuk lebih rajin bersedekah. Saya yakin, teman-teman Kompasianer adalah orang yang lebih rajin bersedekah dibanding saya. Oh iya, tim Kompasiana pun pastinya lebih rajin bersedekah dibanding saya. Jadi, ditunggu merchandise lebarannya, hehe. 

Semoga Allah SWT menerima semua amal, menghapus dosa serta memberikan ridho-Nya kepada kita di bulan Ramadhan ini. Aamiin yaa robbal alamiin. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun