Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Wiraswasta

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Momentum Idul Fitri dengan "Salam Nasional" Pasca Pilpres

5 Juni 2019   11:08 Diperbarui: 5 Juni 2019   11:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momentum Idul Fitri dengan "Salam Nasional" Pasca Pilpres
Gambar ilustrasi. Sumber Liputan 6.com. Diedit oleh Penulis

Masalah politik bisa dilakukan dengan cara arif dan bijaksana sesuai dengan ajaran politik agar kita kelak menjadi pelaku politik yang matang, politikus ulung kelas dunia mampu menjembatani hubungan diplomatik dengan siapapun.

Masalah kekalahan dalam pilpres bisa ditempuh jalur hukum sesuai ketentuan yang berlaku. Apa hukum yang berlaku? Melalui MK sebab itulah aturan hukum yang berlaku, bukan ke mana-mana misal ke stadion, ke bioskop, ke pusat perbelanjaan, kemanapun yang tidak disebutkan dalam aturan.

Siapa tahu di MK bisa menang kan lumayan. Tapi jika tidak menangpun itulah suratan takdir atau garis tangan. Berarti para pendukung calon presidennya belum direstui oleh Allah SWT. Semoga dilain kesempatan bisa menjadi Presiden masa akan datang. Indonesia kan bukan untuk 75 tahun, bukan untuk 80 tahun, bukan untuk 100 tahun bila perlu selamanya seperti diraih AS pada 4 Juli 2019 nanti akan berusia 243 tahun.

Mari sama-sama kita berdoa semoga MK mampu melihat dengan arif dan bijaksana. Jadi apapun keputusan MK itulah yang bijaksana bukan kita memaksakan kehendak dengan cara-cara yang kontraproduktif dengan pelajaran Politik sejati, juga kontraproduktif dengan penyesalan atas prahara angkara murka beberapa waktu. Terlebih lagi kontra produktif dengan permohonan maaf lahir batin pada Idul Fitri ini.

Oleh karenanya dengan cara apapun mari kita rajut kembali silaturrahmi yang hampir membuat kita terpecah dalam 1 keluarga akibat berbeda pilihan atau membuat permusuhan antara tetangga atau pertikaian antara organisasi dan permusuhan saudara sebangsa senegara.

 Caranya terserah kita masing-masing. Bisa kirim via medsos, SMS (bagi orang tua yang cuma tahu  cara ini), bisa teleponan atau lebih afdhal temuilah saudara atau tetangga Anda.

Dalam pertemuan jangan ceritakan lagi masalah - masalah itu lagi, katakan kita tak bisa mengingatnya lagi sambil tertawa. Masih banyak pertanyaan lain yang lebih penting, misalnya "ada angpaunya ngak, ya.." hehehehee...

Jangan tegang sekali pembaca...

Minal Aizin wal Faizin.. Selamat Idul Fitri untuk semua, ya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun