abdul jamil
abdul jamil Mahasiswa

Tukang Ketik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mudiklah, Dengan Tetap Sehat (Mengelola Budaya Resiko)

17 April 2022   09:01 Diperbarui: 17 April 2022   09:04 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudiklah, Dengan Tetap Sehat (Mengelola Budaya Resiko)
Dokpri bukber alumni MPI angkatan 2015

Tahun ini, pemerintah sudah mengumumkan kepada masyarakat bahwa pemerintah mengijinkan bagi kaum muslim untuk mudik di tahun 2022, pengumuman itu disampaikan langsung oleh bapak Presiden Jokowi pada 23 Maret 2022. beliau mengatakan "... Tapi tetap menerapkan protokol Kesehatan dengan ketat".

Langkah kebijakan pemerintah, mensaratkan para pemudik menerapkan proptokol Kesehatan adalah sebuah mitigasi (pengelolaan pengurangan risiko bencana) bagi penyebaran virus Covid-19, baik saat di perjalanan, saat berkumpul dengan keluarga di kampung ataupun saat kembali dari kampung.

Adapun Tindakan mitigasi yang diterapkan pemerintah dalam menyambut lebaran tahun ini, dan diperbolehkannya masyarakat untuk mudik, adalah:

  1. Pemudik yang divaksin baru sekali, boleh mudik dengan sarat menunjukkan hasil negative Covid-19 dan test PCR;
  2. Pemudik yang telah mendapatkan dua dosis vaksin, harus menunjukkan hasil negative covid-19 dan tes antigen;
  3. Sementara bagi warga yang telah mendapatkan booste (vaksin ketiga) cukup memperlikatkan bukti vaksin bosster melalui aplikasi peduli lindungi.

Tiga sarat ini, ditetapkan untuk semua jalur mudik, baik transportasi darat, udara maupun laut. Aturan ini mutlak harus dipatuhi oleh masyarakat yang akan mudik (pulang kampung) untuk merayakan lebaran Bersama keluarga. Kebijakan ini merupakan mitigasi pemerintah dalam melindungi rakyatnya dari sebaran virus Covid-19.

Pada Umumnya masyarakat abai, dan enggan untuk melakuakan langka-langkah antisipasi atau mengelola budaya risiko, keengganan ini banyak factor yang mempengaruhinya, seminal adanya pikiran bahwa covid-19 adalah propaganda atau issue hoax, merasa aman dan tidak mungkin tertular virus covid-19.

Padahal dalam ajaran Islam sebagaimana yang disampaikan Imam al Ghazali, dia berpendapat bahwa secara umum tujuan Allah menurunkan ajaran Islam adalah demi kemaslahatan umum, dan secara khusus untuk menjaga lima unsur penting dalam kehidupan manusia itu adalah: agama, hidup, akal, keturunan, dan harta. Maka menjaga diri agar tetap hidup adalah bagian pentingg dari maqosid Syar'iyyah, hal ini dalam istilah hukum agam adalah hifdzun Nasl (Menjaga Keturunan). yang tentunya berkolerasi dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan mudik dengan bersarat sebagaimana penjelasan terdahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun