RENUNGAN DIRI ANTARA LAPAR, DAHAGA DAN GHIBAH
Sungguh sangat ironi kala mulut dan lisan tertutup, terantai dan tergembok dari makanan dan minuman yang berusaha masuk demi mengisi dan memuaskan kerongkongan dan perut. Namun semua itu kan tak berlaku bagi daging bangkai saudara kita, mulut dan lisan seakan tak berdaya, dengan sukarela membuka gembok, melepas rantai dan membuka gerbangnya demi daging bangkai.
yah... kita mudah menahan lapar dan dahaga demi kata indah dalam ibadah yaitu puasa, namun kadang kita lupa kala ada kesempatan tuk membicarakan saudara kita, pertahanan tuk menahan seakan tak ada dan berguna kala kata ghibah menyerangnya... sementara menahan lapar dan dahaga adalah bentuk dari menjaga sah dan tidaknya berpuasa, sedangkan ghibah berujung pada kurang dan hilangnya pahala ibadah puasa tersebut.
seyogyanya wahai diri kita tetap menjaga mulut dan lisan kita