Sempat Merasa Tertipu, Saya Berusaha Tulus Menolong Bapak Ini di Istiqlal
Ketika saya sedang tiduran di lantai utama masjid Istiqlal, ada seorang bapak mendatangi saya.
"Mas saya boleh minta bantuan?" Ujar seorang bapak kepadaku
"Iya pak, ada apa" Jawabku
"Saya habis kena musibah, kalau boleh saya mau cerita dulu" "Oo ya boleh pak"
Sembari menunggu waktu Ashar tiba, saya mendengar curhat bapak tersebut. Saya mendengarnya dengan seksama di tengah-tengah ramainya masjid Istiqlal.
Beliau berasal dari Bogor, datang ke Istiqlal untuk menunaikan ibadah Sholat Jumat sekalian main-main. Tetapi kejadian tak terduga menimpanya. Dengan menunjukkan surat kehilangan yang didapatnya dari pihak stasiun, tas yang berisi handphone serta dompetnya tertinggal di Kereta Rel Listrik yang ditumpanginya dari Bogor sampai ke Stasiun Djuanda dekat Masjid Istiqlal.
"Ya Allah, yang sabar ya pak" Kataku bersimpati
"Iya dek, jadi dari tadi pagi sampai sore ini saya Cuma minum air. Itupun airnya minta ke pekerja bangunan masjid ini" Pada waktu itu Istiqlal sedang direnovasi.
Karena ceritanya yang begitu meyakinkan, saya seketika langsung berpikir kalau itu yang menimpa diri saya bagaimana ya? Apalagi saya datang dari jauh. Saya datang dari Indramayu ke Jakarta untuk mengikuti sebuah seminar.
Beliau melanjutkan ceritanya sambil saya mengajukan beberapa pertanyaan. Bapak ini katanya adalah seorang pengusaha ternak ayam di Bogor sana. Dan asal daerah asli beliau dari Sukabumi. Sayangnya kini saya lupa siapa nama beliau.