Achmad Abdul Arifin
Achmad Abdul Arifin Freelancer

Cerdas, Bijaksana dan Inspiratif

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kesan Idul Fitri yang Berbeda dengan Tahun-tahun Sebelumnya

24 Mei 2020   11:06 Diperbarui: 24 Mei 2020   11:02 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesan Idul Fitri yang Berbeda dengan Tahun-tahun Sebelumnya
Sumber gambar: dokpri

Sayup-sayup gema takbir masih menggema saat saya terbangun dari tidur saat subuh tadi. Saya bangun mengambil air wudhu dan berjalan menuju Mushola seperti biasanya. Seusainya lalu kembali ke rumah mempersiapkan diri untuk Sholat Idul Fitri.

Tidak ada yang aneh dengan gema takbir maupun Sholat Id, karena itu sudah menjadi kebiasaan tiap tahunnya. Tapi saya mulai merasakan keanehan sepulang dari Sholat Id, ketidaknyamanan yang mungkin disebabkan oleh suatu hal.

Ketika mendengar suara tetangga depan kontrakan yang saling bercengkrama memadu tawa antar sanak saudaranya. Terbesit kegelisahan yang menghampiri fikiran saya. Seperti ada sesuatu yang kurang gitu lhoh.

Karena memang biasanya seusai Sholat Id saya bersama keluarga keliling ke tetangga-tetangga untuk mengucap salam lebaran. Mengunjungi kerabat untuk bersilaturahim. Tapi kini aku hanya bisa rebahan di kamar kontrakan yang tempatnya jauh dari kampung halaman.

Lebaran yang biasanya makan makanan khas setahun sekali. Bahkan setiap rumah yang kami datangi menawarkan hidangan makanan berat yang membuat duduk kami bersandar ke belakang bawah karena saking kenyangnya. Tapi sampai detik ini bisa makan nastar sahaja sudah bersyukur sekali.

Memang baru kali ini saya lebaran tidak bersama keluarga tercinta di kampung halaman. Karena ada anjuran untuk tidak mudik ke kampung halaman. Momen yang awalnya saya anggap akan biasa-biasa saja, karena saya sudah terbiasa jauh dari keluarga.

Namun nyatanya apa yang saya rasakan hari ini berbeda. Suasana hening di kamar yang biasa saya rasakan setiap hari, seakan memaksa diri saya untuk memberontak dengan merindukan suasana-suasana semaraknya Idul Fitri di kampung halaman. Tapi apalah daya, kita tidak punya kendali terhadap apa yang sekarang terjadi.

Kesan Idul Fitri tahun ini bagi saya tidak ada bedanya dengan hari-hari biasa. Hari-hari yang dihabiskan dengan rutinitas yang membuat jenuh dan bosan. Hanya pesan-pesan yang masuk melalui Whatsapp yang membuat hati menjadi luluh karena saking rindunya dengan sang pengirim pesan yakni para sanak saudara dan keluarga di kampung halaman.

Taqobbalallahu Minna Wa Minkum,

Achmad Abdul Arifin

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun