Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Administrasi

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Surat untuk Kampung Halaman yang Kurindukan

30 April 2023   23:51 Diperbarui: 30 April 2023   23:51 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat untuk Kampung Halaman yang Kurindukan
Surat untuk kampung halamanku di Tebing Tinggi (dok. tebingtinggikota.go.id)

Dear Tebing Tinggi,

        Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri. Aku hanya anak dari mama ku yang punya kampung halaman di Tebing Tinggi. Aku mungkin jarang mudik ke kota mu karena jarak yang jauh dan biaya transportasi terhitung tinggi untuk sampai ke kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini. Namun, kerinduan membuka kembali kenangan yang pernah dialami di kampung halaman yang masih kental dengan nuansa budaya Melayu.

        Dari penuturan lisan, asal muasal kampung halamanku berawal dari daerah pemukiman yang merupakan sebuah tebing yang tinggi. Hunian di atas tebing yang tinggi ini merupakan pemukiman Datuk Banjar Kajum. Kampung halamanku saat masa kini pun hampir 50% lahannya sudah dijadikan pemukiman. Sisanya masih didominasi wilayah pertanian, pertambangan, industri perdagangan, dan pariwisata.

       Meski jarak memisahkan kita, beberapa pengalaman seru pernah terukir di sana kala itu. Tradisi pertama yang ku lakukan biasanya dimulai dengan takbir keliling saat malam sebelum lebaran. Setelah itu, aku dan keluarga terbiasa salat Ied di Masjid Agung Tebing Tinggi atau Lapangan Merdeka Jalan Sutomo yang dikenal dengan sebutan Lapangan Sri Mersing. Kembali ke rumah, kami santap makanan atau kue toples lebaran. Dilanjutkan tradisi saling memaafkan orang lain atau  bersilaturahmi dengan tetangga sekitar. Tak lupa, kami mengunjungi Rumah Adat Melayu yang jadi daya tarik wisata di Kota Tebing Tinggi.

Bangunan istana kerajaan Melayu yang menjadi ikon kampung halaman (IG @tebingtinggiku)
Bangunan istana kerajaan Melayu yang menjadi ikon kampung halaman (IG @tebingtinggiku)

        Aku rindu wisata lebaran di kampung halamanku meski hanya sekadar mengunjungi bangunan-bangunan bekas istana kerajaan yang pernah berjaya pada masanya. Ada juga rumah melayu lama atau rumah adat yang masih punya ornamen khas Melayu. Kolam pemancingan dan kolam renang pun kerap dijadikan tempat rekreasi warga lokal di kampung halamanku. Sekadar mandi di sungai yang airnya tergolong bersih jadi hiburan tersendiri saat libur lebaran seperti sekarang. Siapa yang tidak bangga berwisata di Indonesia, terutama saat berada di kampung halaman tercinta.

        Ketika lebaran, warga Tebing Tinggi juga terbiasa pakai kain songket. Hal ini dilakukan sebagai upaya melestarikan produk budaya agar tidak luntur. Tiga camilan khas lebaran seperti lemang, kue kacang, dan halua (manisan pepaya) juga selalu berada di atas meja untuk disuguhkan kepada tamu yang datang. Sementara mamaku selalu punya menu istimewa lebaran yang tak biasa atau anti mainstream seperti sayur daun ubi tumbuk dan ikan teri.

        Aku dan keluarga tak pernah kapok pergi mudik ke Tebing Tinggi. Ada asa yang terharap saat berada di kampung halaman. Uang habis tak pernah jadi persolan. Meski kadang melakoninya capek harus berkunjung ke keluarga besar di beberapa kampung. Paling penting, semua bisa senang dan tenang. Percayalah setelah menengok kampung halaman, energi positif kembali bertambah ibarat batu baterai yang baru diisi setelah sebulan lamanya berpuasa.

      Esensi mudik ke Tebing Tinggi, bagiku tak lain sebagai ajang silaturahmi. Meski tahun ini tidak mudik, aku putuskan untuk menulis surat ini buat keluarga, kerabat dan handai taulan yang berada di Tebing Tinggi. Aku hanya ingin menuntaskan kerinduanku yang terpendam selama ini.

     Dengan semboyan "Esa Hilang Dua Terbilang", kampung halamanku kini sudah dihuni ragam etnik dan semua agama ada. Ragam potensi dan budaya saling membaur hidup rukun berdampingan penuh toleransi. Besar harapanku, kota ini menjadi tempat yang sejahtera bagi para warga yang masih bermukim didalamnya. Semoga kampung halamanku juga punya sumber daya manusia yang tetap unggul dengan infrastruktur yang terus dibangun sehingga ekonomi kreatif akan terus bangkit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun