Pentingnya Menata Keseimbangan antara Kerja, Hidup, dan Ibadah
"Karena apa? Semua itu bentuk dari keseimbangan. Kalau dalam keluarga, itu sebuah kerja sama antara suami-istri. Dan itu bisa jadi amalan duniawi dan ukhrawi," ungkapnya.
"Saya beri contoh, Nabi pun membersihkan rumah. Padahal orang berkata itu tugas seorang istri. Tidak, itu namanya kerja sama. Tapi dalam keseimbangan, tugas pokok suami itu memberikan nafkah lahir dan batin istri. Sedangkan istri, mendukung suami dalam setiap kegiatannya yang positif," pungkas Muhammad Quraish Shihab.
Lalu, bagaimana cara menata keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan dengan ibadah kita?
Sebelum membahasnya, yuk kita samakan dulu pengertian pekerjaan dan kehidupan agar diperoleh persepsi yang sama.
Pekerjaan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan karier, seperti bekerja, belajar, atau berbisnis.
Sedangkan kehidupan yang dimaksud adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, teman, atau masyarakat, seperti bersantai, mencari hiburan, termasuk dalam hal beribadah atau beramal.
Adapun keseimbangan diantara keduanya adalah kondisi di mana seseorang dapat mengatur waktu, energi, dan prioritasnya antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan baik, sehingga tidak ada yang terabaikan atau berlebihan.
Tentu saja pengertian keseimbangan tersebut dapat dimaknai berbeda bagi setiap orang yang berbeda.
Hal tersebut bergantung pada persepsi individu, latar belakang sosial, agama, dan kepercayaan yang dianut.
Nah, dalam syariat Islam, Allah SWT memerintahkan kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup, sebagaimana Firman Tuhan dalam Al-Qur'an yang artinya:
"Allah telah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat, serta menjadikan bumi yang luas ini untuk mencari nafkah" (QS. An-Naba : 11)
Disini yang harus menjadi kesadaran bersama bahwa bekerja itu adalah ibadah.