Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."
Inspirasi Baju Lebaran di Media Sosial Bakal Jadi Rujukan
Lebaran tinggal beberapa jenak lagi. Pakaian baru menjadi tema menarik untuk dibicarakan. Banyak yang abai dengan ini. Maksudnya, mengenakan pakaian baru kala Lebaran bukan menjadi prioritas.
Namun, ada juga sebagian yang memang nawaitu beli baju baru untuk dipakai saat Lebaran. Usut punya usut, ada teman yang memang mesti Lebaran beli baju. Sebab, hanya di momentum Lebaran itulah ia kepikiran beli baju baru.
Mungkin di antara pembaca ada juga yang demikian. Intinya, baju baru menjadi bahan obrolan menarik.
Ini bisa kita sigi jika bertemu teman atau tetangga di rumah atau di masjid. Salah satu pertanyaan retoris adalah apakah sudah beli baju baru.
Tentu konteksnya bersenda gurau saja. Namun, rasanya wajar bicara baju baru untuk Idul Fitri.
Kini tren baju lebaran bisa kita simak dari beragam sarana. Tentu yang paling berpengaruh adalah dari media sosial. Kita bisa melihat banyak varian baju baru dari sebaran informasi di media sosial.
Kita bisa melihat pemengaruh atau artis mengenakan pakaian baru khas pakaian muslim. Tentu tujuannya promosi agar produknya laku terjual.
Apalagi momentum jelang Lebaran. Sayang jika tidak dimanfaatkan bagi mereka yang punya garizah berniaga yang tinggi.
Kini sama sekali tak sulit untuk menemukan inspirasi baju lebaran yang kita inginkan. Tinggal buka media sosial. Tak usah dicari secara khusus lewat tanda pagar (tagar) pun, pasti galeri soal itu masuk ke laman kita.
Kita bersyukur sekarang banyak pilihan untuk baju lebaran. Dulu tidak seatraktif sekarang.
Dulu baju baru mesti kita cari di pasar atau swalayan. Kalau sudah mendekati lebaran, yang beli sangat banyak. Tak nyaman pilih-pilih baju baru dengan suasana toko penuh sesak.