Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Penulis

Membaca untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Lebaran dan Toleransi Sesama Umat Islam

21 April 2023   08:33 Diperbarui: 21 April 2023   08:38 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran dan Toleransi Sesama Umat Islam
Masjidil Haram, Mekah (Dokpri)

Tadi malam, setelah melakukan sidang isbat, pemerintah akhirnya menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriyah jatuh pada Hari Sabtu, tanggal 22 April 2023.

Seperti sudah diprediksi sebelumnya, terjadi perbedaan di kalangan sebagian Umat Islam di Indonesia dalam penetapan 1 Syawal sebagai pedoman dalam pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri.

Sebagian saudara-saudara kita dari kalangan Muhammadiyah sudah akan merayakan Hari Raya Idul Fitri lebih dulu yaitu pada hari Jumat, tanggal 21 April 2023.

Hal itu bisa terjadi karena memang terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama dalam penentuan 1 Syawal. Sebagian besar ulama menetapkan 1 Syawal dengan menggunakan metode rukyat (Observasi), sedangkan sebagian ulama dari kalangan Muhammadiyah menggunakan metode hisab (Perhitungan).

Pemerintah melalui Kementerian Agama sebenarnya sejak lama telah mengupayakan untuk mengakomodir kedua pendapat yang berbeda tersebut melalui sidang isbat, yang dihadiri oleh para ulama, ilmuwan, pakar hisab-rukyat, dan perwakilan dari berbagai organisasi massa yang ada di Indonesia.

Oleh karenanya penetapan awal ramadan dan 1 Syawal sebagai hasil keputusan bersama dalam sidang isbat, semestinya ditaati oleh seluruh Umat Islam di Indonesia, namun saudara-saudara kita dari kalangan Muhammadiyah tetap berpendirian untuk menggunakan metodenya sendiri.    

Fakta ini membuat kita tidak punya pilihan lain, selain menerima dan menghargai perbedaan tersebut. Toleransi diantara sesama Umat Islam perlu dikedepankan agar ukhuwah Islamiyah tetap terjaga.

Sebagian besar Umat Islam diharapkan tetap menghormati keputusan saudara-saudara kita dari kalangan Muhammadiyah yang akan merayakan Idul Fitri lebih dulu.

Sebaliknya, umat Islam dari kalangan Muhammadiyah yang merayakan Idul Fitri lebih dulu, sebaiknya tidak bersikap demonstratif dalam berlebaran karena sebagian besar umat Islam di Indonesia masih menjalani ibadah puasa ramadan.

Perbedaan tersebut tidak perlu dipermasalahkan sepanjang kita saling menghormati. Baru jadi masalah, kalau ada seseorang yang bukan dari kalangan Muhammadiyah, tapi ikut-ikutan tidak puasa dan merayakan Idul Fitri lebih dulu. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun