Sakit Tubuhnya, Tetap "Sehat" Ibadahnya
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasihati dalam kesabaran." (Q.S. Al-Asr : 1-3)
Waktu adalah sesuatu yang paling berharga dalam hidup ini. Ia tidak akan pernah berulang barang sedetikpun. Sekali berlalu maka waktu itu akan menghilang untuk selamanya. Jikalau waktu itu terlewat hanya oleh sesuatu yang tidak berarti, maka penyesalanlah yang kemudian membayangi.
Oleh karena itu kita harus memanfaatkan setiap waktu kita dengan sebaik-baiknya. Memanfaatkan setiap kesempatan yang ada serta menghilangkan kesia-siaan dalam setiap langkah yang kita tempuh di kehidupan ini. Dan salah satu kesempatan yang harus kita pergunakan dengan sebaik mungkin itu adalah periode di kala sehat.
Kesehatan kita hendaknya diberdayakan sebaik mungkin untuk melakukan amal ibadah yang terbaik, menumpuk sebanyak-banyaknya pahala, serta mencegah kemaksiatan biar sejengkal pun.
Lantas apakah ini artinya di kala sakit kita menjadi tidak bisa beribadah samasekali? Belum tentu juga. Apalagi jika sakitnya itu tergolong ringan. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita berada dalam situasi dan kondisi semacam itu sehingga kuantitas dan kualitas ibadah kita tidak menurun. Terlebih pada momen bulan suci Ramadan seperti sekarang, ketika setiap ibadah diberikan ganjaran berlipat ganda.
Tubuh kita bukan mesin. Adakalanya tubuh kita ini mengalami kondisi drop dan menurun daya tahannya. Saat mengalami situasi semacam ini tidak jarang hal itu membuat kita enggan untuk bergerak atau melakukan aktivitas. Cenderung hanya ingin bersantai, merebahkan badan, atau tiduran.
Untuk menunaikan kegiatan ibadah seperti sholat fardhu saja terkadang tubuh serasa begitu berat untuk melangkah. Padahal bisa jadi sakitnya "hanya" meriang atau flu biasa. Dalam hal inilah diperlukan kesigapan dan kepedulian kita terhadap diri sendiri.
Apabila memang merasakan adanya sesuatu yang kurang beres terjadi pada kesehatan kita, maka alangkah baiknya apabila langsung memeriksakan ke dokter sehingga "siklus" penyakit bisa diputus di tengah jalan.
Seringkali kita abai terhadap penyakit ringan sampai ia benar-benar membuat kita tak berdaya untuk bergerak lagi. Sikap seperti ini salah. Karena pada akhirnya kita sendirilah yang akan merugi.
Selain bergegas untuk memeriksakan diri ke dokter, kala kita mengalami situasi dimana kesehatan mulai menampakkan tanda-tanda tidak bersahabat maka sebaiknya kita menghindari makanan-makanan yang berisiko memperparah kondisi kita.
Misalnya saat badan mulai terasa meriang, ingus mulai "mbeler", atau tenggorokan mulai sedikit serak, maka kita hendaknya menghindari makanan berminyak atau minuman dingin. Makanan jenis ini umumnya akan semakin menyulut kondisi tubuh kita menjadi semakin parah kondisinya. Konsumsi vitamin secukupnya jauh lebih bijak untuk diterapkan agar membantu tubuh untuk melakukan recovery.