Membayangkan Ramadan Tanpa Film Religi Itu...
Mungkinkah karena kita suka dengan jalan ceritanya? Atau karena kita benar-benar ingin memetik pelajaran dari setiap kisah yang ada? Atau bisa jadi kita menganggapnya bagian dari ibadah?
Ditengah popularitas televisi yang semakin turun dan tersudut oleh youtube, netflix, HBO, dan kawan-kawan, film religi sangat mungkin menjadi salah satu juru selamat atas eksistensi televisi. Khususnya pada momen bulan Ramadan.
Untuk saat ini sulit rasanya membayangkan Ramadan tanpa film religi, setidaknya di Indonesia.
Bukan karena Ramadan membutuhkan film religi, justru sebaliknya film religi itu butuh Ramadan agar mendapatkan atensi. Terlebih, stasiun televisi lebih butuh Ramadan untuk bertahan dalam persaingan industri hiburan.
Disisi lain, film religi adalah tentang eksistensi budaya Islam di hadapan masyarakat luas.
Dengan populasi muslim terbesar, wajar sekali jikalau film religi masih digandrungi disini.
Bisa dibilang, pangsa pasar untuk film religi sangatlah besar. Setidaknya di Indonesia. Dan ketika momen Ramadan datang, atensi terhadap film religi tersebut akan meningkat berlipat ganda.
Ketika kita membicarakan perihal film religi itu sama artinya dengan membicarakan minat dan tumbuh kembang dari sebuah peradaban yang sangat besar di negara kita.
Membayangkan Ramadan tanpa film religi sama halnya dengan melihat peradaban Islam yang tidak berkembang.
Maturnuwun,
Agil Septiyan Habib