Agung Han
Agung Han Wiraswasta

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjaga Stamina Selama Puasa ala Freelancer

21 Mei 2018   06:44 Diperbarui: 21 Mei 2018   08:33 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Stamina Selama Puasa ala Freelancer
uangonline.com

Saya termasuk pekerja freelance, waktu kerja sangat bisa diatur sendiri sesuai keinginan dan kebutuhan. Tapi bukan berarti, bulan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Kalau tidak kerja, ya otomatis tidak ada alasan untuk mendapat penghasilan.

Meski tidak memiliki kantor dan jam kerja pasti, tanggung jawab menafkahi keluarga tidak bisa diabaikan. Apalagi pada akhir bulan Ramadan, tetap saja menyediakan THR untuk istri, ibu dan mertua, serta siap-siap angpau untuk keponakan. Belum lagi siap budget untuk tiket mudik, menyiapkan parcel untuk bulek dan saudara dituakan.

Banyak juga post pengeluaran, tapi sejauh menjalani kerja lepas sampai detik ini, dengan keyakinan dan tak henti berusaha, namanya rejeki -- berupa uang -- ada saja jalannya.

Tahun ini terhitung Ramadan ketujuh sebagai freelancer -- notabene tidak mendapat THR layaknya orang kantoran--, buktinya saya tetap bisa -- dengan ijin Alloh -- menunaikan kewajiban memberi THR untuk orang orang di bawah tanggung jawab saya -- Alhamdulillah.

Memasuki bulan Ramadan tahun ini,  sebagai freelancer merasa cukup diuntungkan dengan situasi menghampiri. Nyaris semua undangan pekerjaan, dimulai selesai ashar hingga ba'da maghrib. Dari sisi tenaga fisik, tidak terlalu terforsir dan saat jelang berbuka. Namun dari sisi pikiran, saya tetap saja bekerja tanpa kenal waktu. bisa pagi hari -- biasanya sebelum sahur --, bisa siang hari atau malam selesai sholat taraweh.

Cara Saya Menjaga Stamina

Terhitung dua kali Ramadan sudah, saya menjalankan diet -- meski tidak terlalu ketat sih, sebab sebulan terakhir BB sempat naik, Hiks. Moment datangnya bulan suci tahun ini, sekaligus saya jadikan moment untuk -- kembali -- menjalani diet dari nol lagi. Terhitung hari ini (21 Mei'18) masuk hari kelima Ramadan, -- InsyaAllah -- nyaris 90 persen saya tidak konsumsi nasi dan gula.

Menu sahur dan berbuka selama lima hari ini, saya memilih konsumsi --bergantian-- buah, singkong dan atau ubi rebus, sayur sayuran, lauk pauk (ayam, telur, tempe ) yang diolah dengan cara diungkep atau rebus dan sebagainya.

kosumsi buah pada sahur dan buka - dokpri
kosumsi buah pada sahur dan buka - dokpri
Saya sedang --lebih -- menguatkan niat, untuk mengurangi olahan dengan cara digoreng secara drastis. Menghindari bahan pangan terbuat dari tepung (mie, roti tawar), serta menyingkikan makanan yang manis-manis --biasanya terdapat pada takjil --. Makanan seperti kolak, bubur sumsum, candil, isi nangka dan sejenisnya, -- saya bertekad---tidak menjadi makanan sesaat setekah adzan maghrib berkumandang.

Untuk sekedar membatalkan puasa, saya lebih suka dengan air putih -- kalau ada --- dengan kurma atau buah atau ubi dan atau singkong rebus. Agar badan tidak gembyor, saya mengimbangi dengan olah raga ringan, dilakukan pada saat menjelang berbuka dan malam hari atau sebelum sahur. Olah raga yang memungkinkan, dan bisa dilakukan di teras rumah, adalah gerak badan, senam, push up, sit up dan sejenisnya.

Kalau memenuhi undangan pekerjaan, saya memilih pergi dengan menggunakan transportasi publik. Berhenti di stasiun atau halte terdekat dengan lokasi undangan, dilanjutkan jalan kaki cepat -- itung-itung nambah porsi olah raga. Lumayan juga sampai hari ini, saya sudah bisa merasakan hasilnya -- padahal baru lima hari lho--. Pipi tampak lebih tirus, perut lebih kempes -- biasanya buncit, hehe -- dan lingkar pinggang mulai mengecil, bagian yang menjadi persembunyian lemak -- paha -- tampak menyusut. Buktinya, kalau memakai gesper lubang dipakai sudah paling mentok --paling ujung dalam.

before and after diet -dokpri
before and after diet -dokpri
Alhasil badan terasa lebih enteng dari sebelumnya, untuk beraktivitas badan menjadi lebih ringan dan tidak gampang pusing. Ukuran baju juga mengalami perubahan, biasanya XL turun menjadi L bahkan ada satu kaos ukuran M terasa pas dipakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun