Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com
Memaknai Ibadah dengan Luas demi Keseimbangan Hidup
Menurut Mbah Nun, bahwa sebenarnya kegiatan masak, ngepel, nyuci piring, nyapu rumah, ngosek kamar mandi, momong anak, nyuapin anak. Bawa motor ke bengkel, benerin genteng pecah, suami bantuin pekerjaan istri, adalah serangkaian ibadah di kehidupan keseharian. Semua kegiatan yang berorientasi kebaikan, dilakukan dijalan yang baik, dengan cara yang baik, esensinya ibadah.
Betul bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat, menegakan sholat lima waktu, menjalankan ibadah puasa, membayar zakat, pergi haji bila mampu. Adalah ibadah yang termaktub dalam ajaran agama islam.
Tetapi bahwa nilai-nila yang terkandung dalam ibadah tersebut, sangat bisa diterapkan dalam kehidupan keseharian. Dan hal itu yang lebih penting, sehingga arti ibadah tidak dipisahkan dengan kehidupan. Karena kalau dikotak-kotakan, maka kejadian sholat jalan, korupsi, menipu, menfitnah orang tetap jalan.
Orang yang komit dengan kalimat syahadat, oang yang tegak sholat di awal waktu. Niscaya menjadi orang disiplin, kalau diterapkan dalam keseharian akan luar biasa.
Ketika diajak meeting jam sepuluh pagi, orang tersebut siap sebelum jam ditentukan. Dia akan memegang amanah yang dipercayakan, ketika menunaikan sebuah pekerjaan.
Orang yang tekun dan komit akan nilai puasa, sikap sederhana akan menjadi pilihan hidup. Kalau menjadi marketing, tidak tergiur komisi yang diperoleh dengan cara tidak benar. Tidak gampang kongkalikong, ketika menangani proyek bernilai fantastis.
Pun orang yang taat membayar zakat, dia memiliki jiwa yang dermawan. Tidak peduli sedang sempit atau lapang, keinginan berbagi tak bisa dihilangkan.
Ketika ibadah menyatu dalam segala aktivitas keseharian, otomatis keseimbangan hidup akan digapai. Orang yang seimbang hidupnya, tidak menutup diri berkawan dengan siapapun.
Tetapi untuk teman yang akrab, akan dipilih yang mengajak kebaikan. Waktunya berkumpul teman sekantor, dia ikut serta. Waktunya ada jadwal mengaji, maka tidak akan dilewatkan.
Ketika dia punya jadwal traveling, akan dinikmati sebagai perjalanan yang bernilai ibadah. Ketika berkelebihan rejeki, digunakan untuk jalan kebaikan. Ya, orang-orang yang seimbang hidupnya, adalah orang yang menjadikan setiap dilakukan, memiliki kemanfaatan.
Memang tak mudah, meraih keseimbangan dalam hidup. Tetapi bagi orang yang sungguh-sungguh, tidak ada yang tidak mungkin. semoga bermanfaat.