Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com
Mulut Bersih dan Sehat Saat Berpuasa
Sebelum diet (tahun 2016), di bagian belakang mulut (nempel di gusi) saya ada benjolan kecil. Kalau dipegang kenyal, tidak sakit kalau dipencet. Hanya kalau bibir ini mingkem, di bagian belakang ada yang mengganjal. Gigi paling ujung, seperti terdorong daging.
Kemudian saat mulai diet, pola makan saya berubah drastis. Porsi makan menjadi sedikit, dengan memilih asupan kaya serat. Saya sangat akrab, makan dengan buah, sayur, umbi-umbian. Selain mengubah jenis makanan, mindset juga mesti diperbaiki.
Saya yang sebelumnya gemar es campur, kini lebih suka minum kelapa muda murni. Yang biasanya suka gorengan, diganti makanan direbus (dimsum, somay, dsb). Saya yang biasa mager, lebih suka naik transportasi umum lanjut jalan kaki. Memang butuh konsistensi, dan cobaan berat itu selalu menghampiri.
Bulan ke enam diet, saya merasakan sesuatu yang baru di dalam mulut. Bahwa benjolan kecil di bagian belakang (nempel gusi), sudah kempes dan hilang. Kalau sedang mingkem biasanya ada ganjalan, sejak saat itu tidak ada lagi. Sungguh menyenangkan, bahwa makan sedikit (baca diet) membawa dampak baik.
Dan karena yang dimakan, aadalah asupan kaya serat seperti sayur dan buah. Maka di permukaan lidah terasa kesat, minim warna putih yang biasa menempel di lidah. Kemudian mulut terasa bersih, aromanya tidak menyengat. Btw, saya tetap rajin gosok gigi ya.
Sejak saat itu, saya seperti menemukan kesimpulan dari pengalaman pribadi. Bahwa mulut bersih dan sehat, sangat bisa diupayakan oleh diri sendiri. Caranya mudah, hanya butuh keteukan dan konsistensi. Adalah makan jangan berlebihan, memilih jenis asupan yang sehat. Jangan lupa, menjaga kebersihan mulut, seperti berkumur, gosok gigi, membersihkan lidah.
----
Saya sangat sadar, di usia saya yang menuju setengah abad. Musti banyak-banyak menjaga diri, entah dalam bersikap, berucap, memutuskan sesuatu, termasuk menjaga makanan. Saya ingat pepatah, dirimu seperti apa yang kamu makan. Kalau makanan sehat, tentunya akan membuat diri sehat, dan sebaliknya. Apalagi sebelum puasa, bobot badan sempat naik dan juga pernah sakit.
Maka Ramadan ini, saya ingin me-reminder lagi kebiasaan saat awal diet delapan tahun lalu. Berbuka dan sahur, dengan singkong, ubi, kurma, dan asupan kaya serat. Selama 17 hari Ramadan, saya hanya beberapa kali makan nasi dengan porsi kecil - hanya beberapa suap.
Alhamdulillah, perlahan bobot tubuh mulai terkontrol dan otw target agar di angka ideal. Dan efek dari sedikit makan, maka gigi dan mulut terasa bersih membuat pede di siang hari. Saya gosok gigi, malam sebelum tidur dan setelah sahur. Kebersihan mulut dan aromanya terjaga, dan mulut sehat menjadi akibat.
Sekiranya Kompasianer's penasaran, silakan mencoba. Dan kapan-kapan, bisa berbagi pengalaman melalui tulisan ya. Semoga bermanfaat.