Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com
Kebiasaan Beberes Rumah Jelang Lebaran di Kampungku
Ayah yang datang belakangan, punya ide agar ragilnya ikut melakukan sesuatu. Adalah membersikan antai teras bagian pinggir, yang di beberapa bagian ditempel lumut. Pekerjaan yang lumayan ringan, tapi membutuhkan ketekukan.
Saya mau tak mau mengikuti ajak ayah, meski akibatnya tidak bisa nimbrung obrolan tiga kakak beranjak dewasa. Padahal saya penasaran, akan obrolan dengan istilah istilah orang dewasa.
Kebiasaan Beberes Rumah Jelang Lebaran di Kampungku
Kebiasaan beberes jelang lebaran di rumah, ternyata menjadi kebiasaan di rumah warga lain. Ketika berkunjung ke tetangga di hari kedua lebaran, saya bisa mencium aroma khas cat. Warna-warna bersih dipandang mata, begitu memenuhi ruangan.
O'ya, sebagian besar rumah di kampung saya. Sangat jarang, warga yang memiliki dinding full batu bata. Biasanya di kalangan orang kaya atau priyayi, yang memiliki rumah semen penuh.
Rumah warga kebanyakan, biasanya dengan dinding campuran. Termasuk rumah orangtua saya, beraneka bahan ada di situ. Dinding kayu di bagian depan, bagian kanan dan kiri dinding batu batu disemen. Sedang rumah belakang berdinding kayu, sebagian dipasang dinding anyaman bambu.
Cat bubuk yang dibelikan ibu, hanya untuk dinding batu batu dan anyaman bambu. Sedangkan dinding kayu, diolesi dengan cat basah yang harganya lebih mahal.
Kalaupun dinding kayu belum terlalu kusam, ibu minta dinding kayu dilap kain basah saja. Mengingat ada kebutuhan lain, yang musti dibeli lebih awal.
Dan benar saja, penampilan rumah di hari lebaran lebih kinclong. Meski rumah kami sederhana, tetapi tampil menawan. Sehingga Pakde bude datang krasan dan nyaman, dan ibu telah menyelamatkan martabat ayah.
Semoga bermanfaat.