Agung MSG
Agung MSG Wiraswasta

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Surat Cinta untuk Kampung Halaman

30 April 2023   06:39 Diperbarui: 30 April 2023   06:46 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Cinta untuk Kampung Halaman
Kampung halaman yang selalu kurindukan | Dokpri

"Tuhanku, jadikan kampung ini tempat tinggal kami dan jadikan desa ini sebagai rezeki yang baik."

Merindukan kampung halaman adalah merindukan masa kecil. Setiap kuingat kampung halamanku, hati ini tak bisa membatu. Indahnya membeku. Hanya merindu dendam bila teringat kampung halaman yang indah, damai, dan tentram. Bergilir ada bayi dan anak kecil yang kaki-kakinya lincah menari dan berlarian. Banyak ucapan canda sahut-sahutan, dan banyak senda tawa terhias beterbangan. Saat panen padi, saat memetik mentimun, mengumpulkan kelapa-kelapa tua, ngabedahkeun di kulah di kolam ikan, dan di mana-mana.

Di kaki gunung yang biru, di situlah indah kampung halamanku. Gunung-gunung menjulang tinggi dengan kehangatan mentari di pagi hari, dan sungai yang jernih yang airnya mengalir berdesir-desir. Aku suka jalan pagi bertepuk hamparan padi di kanan dan kiri, dan gumpalan tipis awan-awan di atasku seperti kapas yang mengambang indah untuk diabadikan. Sementara ciutan burung-burung terbang berkejaran menyanyikan harmoni alam yang indah. Seindah kupu-kupu di balik bunga. Di kampung itulah, aku pertama mengeja kata.

Sepekarangan dengan hunian unggas dan soang, di situlah tempat kampungku berada. Tempat yang indah dengan keanekaragaman budaya yang unik. Di kampungku di kaki gunung Gede, terdapat banyak pengajian yang melekat erat dengan kehidupan masyarakat setempat. Hangat dan indahnya kampung halaman sampai kapan pun tak akan pernah kulupa

Satu batang padi liar aku potong. Lalu, aku membuat seruling dengannya dan meniupnya diiringi liukan tarian indah alang-alang. Riang gembira dengan langkah-langkah bahagia. Menapak jalan-jalan kecil di atas Gunung Mananggel, di lapang Stasiun Sayang, hingga Karyamukti di Gunung Padang.  

Merindukan kampung halaman adalah merindukan masa kecil. Banyak kaki lincah berlarian di balik lorong rimbunnya pohon-popon bambu. Bermain bebeletokan perang-perangan, lalu mandi bersama di kolam empang. Lalu kami pulang dengan tawa dan keceriaan membawa batu-batu bulat untuk kami taruh di halaman depan. Berjalan cukup jauh di jalan pematang. Kemudian mengembara tidak henti-hentinya, mulai dari cari belut dan ikan di kolam, hingga cari daun cincau di Cantilan. Semua tercatat lekat dalam kenangan.

 

Mengenang keindahan kampung halaman | Dokpri
Mengenang keindahan kampung halaman | Dokpri

Kampungku, Kenangan Indah yang Tak Pernah Pupus dalam Gemerlap Kota

Pagi itu, ada tetangga manis dan pendatang baru yang datang mengenalkan. Ramah senyumnya, hangat hatinya. Lalu, tak lama sebagian teman berpulang dan bermakam. Sebagian pergi ke benua seberang. Hati dan jiwaku tetap tetap tertanam di kampung halaman, meski kaki menjejak di negeri orang.

Keluarga dan orang-orang tercinta kini sementara aku tinggalkan. Mereka hidup penuh cinta dan ketenangan. Lalu, aku titipkan mereka pada daun dan kerimbunan yang sementara aku tinggalkan. Bersahaja di desa yang kenangan indahnya tak kan pernah pupus dalam gemerlap kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun