Memanah Mengundang Banjir Bebungah
Membiasakan diri dengan aktifitas bernilai berkah sungguh berguna. Apalagi kini di bulan puasa atau bisa dikata bulan banjir pahala. Kebaikannya berlipat dan berlimpah ruah. Tak heran bila banyak agenda bulan ini dengan berbagai kegitaan untuk menambang kebaikan.
Sebagaimana kali ini ada even khusus memanah. Kegiatan warisan tradisi leluhur yang perlu dirawat agar tak luntur dimakan waktu. Untuk waktu agar bisa santai dan leluasa maka digelar pada malam hari. Istilah yang familier di kalangan pemanah dengan istilah Jemparingan Dalu (Jemdal). Yakni memanah di waktu malam hari layaknya olahraga yang juga bisa digelar sebagaimana sepakbola di stadion. Sedang panahan ini di sasana.
Untuk menarik para pemanah agar kian bersemangat disediakan adanya beberapa bebungah (hadiah). Juga selain menarik kadang juga malah bisa jadi pengecoh konsentrasi. Pasalnya di niatnya semata cari hadiah. Dan akan merusak konsentrasi yang ada.
Padahal dalam memanah butuh konsentrasi dan harus mampu menyatukan rasa dan gerak dalam membidik sasarannya. Maka tak heran ada beberapa pemanah yang tembakannya kadang tak terkontrol. Alias melenceng dari sasaran bidiknya.
Ini terjadi pada mereka yang masih belum paham hakekat memanah sebenarnya. Yang di dalamnya ada beberapa nilai luhurnya. Yang tampak dari kegiatan ini bahwa memanah sebagai media melestarikan budaya leluhur kita.
Sedangkan tambahan hadiah sebagai bentuk apresiasi terhadap kegiatan agar lebih menantang. Dan setiap even pasti ada yang meraih poin tertinggi. Ia disebut sebagai titis. Mampu memperoleh nilai tertinggi dari anak panah yang mengenai sasarannya.