Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Guru

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadanku, Waisakmu, di Indonesia Kita

8 Mei 2020   00:10 Diperbarui: 8 Mei 2020   00:09 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadanku, Waisakmu, di Indonesia Kita
Perayaan Waisak 2560 BE (Sumber foto: dokumentasi pribadi, 2016)

Pesan Damai Berkibar di Hati

Malam itu, Sabtu, 28 Mei 2016, saya berkesempatan mengikuti Perayaan Waisak di Banjarmasin. Perayaan malam itu dibuka dengan Senam Kasih Semesta Alam dalam iringan musik nyanyian padang rumput. Di saat berikutnya, hadir sekelompok paduan suara yang melantunkan sebuah lagu berkisah tentang kelahiran Sang Buddha.

Dalam perayaan ini hadir Sekda Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Arsyadi, ME,  Kakanwil Kementrian Agama Provinsi Kalimantan Selatan H. Muhammad Tambrin, Bhante Saddhaviro Mahthera dari Vihara Dhammasoka Banjarmasin, Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng Timang, Ketua DPD Walubi Kalimantan Selatan Sumpono Kangmartono, jajaran Muspida Tingkat I dan II, para tokoh agama dan masyarakat serta umat Buddha Kalimantan Selatan.

Salah satu sambutan malam itu yang berkesan bagi saya adalah sambutan yang disampaikan Bhante Saddhaviro Mahthera. Beliau berujar demikian, "Waisak menemukan kita setiap tahun. Bukan hanya dengan umat Buddha yang mempunyai aliran berbeda, namun juga bapak-bapak kita dan para tokoh agama dapat saling bertemu."

Bhante Saddhaviro menambahkan, sifat Bodhisatva yang melekat pada diri Pangeran Sidharta Gautama mempunyai kerelaan untuk menderita demi kebahagiaan segala makhluk. Sejurus kemudian, Bhante Saddhaviro menyampaikan sebuah kalimat yang mengajak semua yang hadir untuk merenungi diri sendiri, "Kalau kita ini sebaliknya, kita rela mengorbankan makhluk lain demi kebahagiaan kita sendiri."

"Seikat melati aroma semerbak, gasan dibawa ke pelaminan. Selamat hari suci Waisak, ajaran Sang Gautama teladan," demikian sebait pantun yang disampaikan Kakanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan. Kepada semua yang hadir, Muhammad Tambrin berpesan, "Kerukunan umat beragama merupakan dambaan umat manusia di dunia ini.  Jalinan silaturahmi yang baik menjamin kedamaian di bumi Kalimantan Selatan."

Selama beberapa tahun pun, saya berkesempatan menghadiri Perayaan Idul Fitri yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Selama beberapa tahun terakhir, Perayaan Idul Fitri selalu dipusatkan di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin.

Perhelatan ini dihadiiri oleh tamu undangan dan masyarakat Muslim yang bermukim di Kota Banjarmasin dan sekitarnya. Selain itu hadir juga banyak tokoh agama yang tergabung dalam jaringan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Provinsi Kalimantan Selatan maupun FKUB Kota Banjarmasin, bersama perwakilan umatnya masing-masing.

Kisah-kisah seperti ini tidak hanya indah untuk diceritakan kepada banyak orang, namun juga menjadi tanda bahwa inilah keberagaman Indonesia yang memang kaya raya sejak zaman dahulu kala. Para tokoh agama yang ada di Kota Banjarmasin telah memberikan teladan yang hidup, bagaimana seharusnya kita hidup bersesama di masyarakat dengan tetap mengibarkan "pesan damai" di hati masing-masing.

Indonesiamu, Indonesiaku, Indonesia Kita

Menyikapi pandemi covid-19 di Indonesia, Kementrian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, mengeluarkan imbauan tertanggal 24 Maret 2020 tentang pelaksanaan rangkaian Hari Raya Tri Suci Waisak 2564 BE.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun