Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Administrasi

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Fathimah Az-Zahra yang Tak Jaim dan Tak Ngelunjak

3 Mei 2021   23:29 Diperbarui: 4 Mei 2021   00:09 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fathimah Az-Zahra yang Tak Jaim dan Tak Ngelunjak
Bab tentang Fathimah az-Zahra (Dokpri)

Fathimah az-Zahra. Siapakah dia? Tak lain dan tak bukan, dia adalah Fathimah binti Muhammad SAW. Sang putri kesayangan dari kekasih Allah SWT.

Pada suatu kesempatan ketika berada di mimbar, beliau SAW pernah mengungkapkan rasa cintanya kepada Fathimah, "Sungguh Fathimah bagian dariku. Siapa yang membuatnya marah, berarti membuat aku marah."

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Fathimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti."

Tak sekadar teori, dalam tataran praktiknya beliau SAW memang selalu menunjukkan besarnya rasa sayang tersebut.

Salah satu bukti, saat pulang dari bepergian jauh atau lama, beliau SAW akan terlebih dulu menemui Fathimah sebelum menemui para istrinya. Hmm. Sungguh putri yang istimewa 'kan?

Namun, Fathimah memang paten kerennya. Perlakuan istimewa sang ayah tidak membuatnya serta-merta ngelunjak. Tidak membuatnya kurang ajar dan merasa menang banyak dari istri-istri sang ayah.

Dia sanggup untuk tetap stay cool, tetap rendah hati, masih bersedia giat belajar, senantiasa patuh kepada suami, ringan tangan mengerjakan urusan rumah tangga, dan tidak kurang ajar kepada para ibu tirinya.

Di titik inilah saya terkesan dan sekaligus ingin memberikan penekanan. Jika berada di posisi Fathimah, sanggupkah saya (dan Anda sekalian) untuk tetap bersahaja? Tetap rendah hati? Tidak merasa di atas angin, padahal merupakan putri kesayangan sang pemimpin umat?

Kelihatannya mungkin sepele. Namun pada praktiknya, menjaga hati agar tak ngelunjak di saat semua orang mengelu-elukan dan mengistimewakan, sungguh tak gampang. Maka apa yang dilakukan Fathimah layak banget untuk dijadikan ibrah sampai kapan pun.

Mari kita melakukan refleksi diri. Ayolah sama-sama kita tengok dan tanyai diri sendiri, "Sanggupkah kita meneladani Fathimah binti Muhammad? Mampukah kita tetap menegakkan kepala sewajarnya dan tidak congkak setetes pun, pada saat orang-orang memaklumi jika kita ngelunjak dan mendongak?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun