Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.
Mari Memaksimalkan Kuantitas dan Kualitas Amalan di Bulan Ramadan
Amalan-amalan yang kita lakukan selama Ramadan pada dasarnya sama saja dengan amalan-amalan rutin yang kita kerjakan pada 11 bulan lainnya. Hanya saja, selama Ramadan semua amalan itu mesti ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Jadi, di sini Ramadan berfungsi sebagai pengingat. Pengingat bahwa kita wajib membenahi mutu ketakwaan kepada-Nya.
***
Alhamdulillah Ramadan telah berjalan sekian hari. Yang berarti selama sekian hari itu pula kita, umat Islam yang menjalaninya, melakukan sederet amalan demi tercapainya kesempurnaan ibadah Ramadan.
Begitulah adanya. Ramadan adalah tamu istimewa nan mulia. Oleh karena itu, kita mesti menyambutnya sepenuh hati. Bagaimana caranya? Tak lain dan tak bukan, caranya dengan memperbanyak ibadah selama Ramadan.
Bila sebelum Ramadan kita minimalis sekali dalam membaca Alquran, Ramadan adalah saat tepat untuk mulai rajin membacanya. Bila sebelumnya kita selalu mengulur-ulur pelaksanaan waktu salat fardu, Ramadan adalah momentun untuk mendisiplinkan diri, yaitu disiplin melakukan salat fardu tepat waktu.
Tak perlu berkecil hati bila selama Ramadan kita tak punya waktu khusus untuk memperbanyak ibadah gara-gara dikejar tenggat waktu pekerjaan. Bukankah ada amalan zikir? 'Kan sembari bekerja bisa sesekali sambil melafazkan zikir? Berdasarkan pengalaman pribadi, saya merasakan bahwa zikir adalah kunci. Plus membaca doa khusus Ramadan. Kiranya Anda sekalian yang sibuk bisa menconteknya.
Memang bakalan lebih afdal dan sempurna bila masih dikompleti dengan amalan-amalan lainnya. Akan tetapi, bila ternyata benar-benar tak punya waktu buat memperbanyak amalan lain, zikir adalah penyelamat ibadah Ramadan kita. Katakanlah, zikir adalah satu hal "sepele" yang signifikan dampaknya.
***
Ramadan adalah momentum untuk melipatgandakan kebaikan (amal saleh). Tujuannya menangguk pahala sebagai bekal menghadap-Nya kelak. Namun, ingat. Pahala hanya akan diberikan oleh-Nya kepada hamba-hamba yang ikhlas dalam melaksanakan ibadah. Yang sanggup memelihara kualitas amalan mereka. Tak cuma yang mengejar banyaknya amalan.
Sekali lagi, pada dasarnya semua amalan yang dianjurkan itu telah lumrah dilaksanakan di luar Ramadan. Jadi sebenarnya, Ramadan hanya berfungsi sebagai "penajam".
Jadi senyampang Allah SWT sedang melipatgandakan pahala secara besar-besaran, mengapa kita tidak berlomba-lomba untuk memperbanyak amalan baik selama hadirnya bulan suci?
Salam.