Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.
Berbahagialah Orang yang Hobinya Kondusif dengan Ramadan
Konon Ramadan adalah saat tepat untuk melakukan hobi. Penyebabnya, saat Ramadan kita punya banyak waktu luang. Jadi, ada kesempatan untuk menyalurkan hobi secara maksimal.
Hmm. Apa iya? Benarkah Ramadan membuat kita punya banyak waktu luang?
Rasanya kok tidak. Justru saya merasakan sebaliknya. Selama Ramadan, saya merasakan lebih sibuk mengerjakan ini-itu. Terlebih saya ikutan Samber dan bertekad tidak akan bolos menulis sama sekali.
Mungkin karena saya bukan pekerja kantoran. Jadi, tak mengalami adanya pemotongan jam kerja. Wajar kalau tak merasakan sensasi punya waktu lebih luang selama Ramadan.
Perihal ada atau tidaknya waktu luang selama Ramadan, saya pikir memang kondisional. Tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing.
Baik. Sekarang mari kita bahas perihal hobi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hobi adalah kegemaran, keisengan istimewa pada waktu senggang. Bukan merupakan pekerjaan utama.
Berdasarkan definisi tersebut, saya ucapkan selamat untuk Anda yang selama Ramadan bisa suntuk menekuni hobi. Bersyukurlah. Tak semua orang memiliki kesempatan untuk hal itu. Tidak perlu jauh-jauh. Saya contohnya.
Semula saya meyakini bahwa menulis adalah hobi saya. Akan tetapi, berdasarkan definisi KBBI di atas, pahamlah saya bahwa menulis ternyata bukanlah hobi bagi saya. Sebab faktanya, aktivitas tersebut merupakan pekerjaan utama saya.
Begitulah rupanya. Saya tak boleh mengklaim menulis sebagai hobi. Jika Anda boleh, selamat! Berbahagialah karenanya. Hehehe ....
Lihatlah. Betapa untuk aktivitas sama, tetapi pelakunya beda, nilainya pun berbeda.
Di atas semua itu, menurut saya, yang paling berbahagia adalah orang-orang yang hobinya kondusif dengan Ramadan. Misalnya hobi mengajar, hobi bersedekah dan berinfak.