Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Full Time Blogger

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Membuat Semangat Sustainable & Responsible Travel Terserap Hingga Tulang Sumsun

17 April 2023   23:44 Diperbarui: 17 April 2023   23:53 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membuat Semangat Sustainable & Responsible Travel Terserap Hingga Tulang Sumsun
Dokpri Agustina

Memang keren jika mempergunakan istilah asing. Hanya saja, ini 'kan bukan sedang keren-kerenan istilah. Ini tentang ajakan untuk berkontribusi terhadap dunia pariwisata spot alam, tanpa merusak habitat aslinya.

Saya pernah lihat di Tiktok dan Instagram, salah seorang anggota rombongan kemah pecinta alam membuang sampah sembarangan di sekitar tenda mereka. Ya Allah. Itu kontradiktif sekali 'kan?

Katanya para pecinta alam. Kok malah merusaknya?

Pahamlah saya, mengapa Taman Nasional Gunung Merapi sampai memasang papan seperti ini.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina
Papan itu bertulisan "Selamatkan Taman Nasional Gunung Merapi dengan tidak membuang sampah ke alam. BAWA KEMBALI SAMPAHMU.

Rasanya kita memang punya masalah berat dengan yang namanya eksekusi dan konsistensi. Manakala ada ide baik, eksekusinya ternyata kurang sampai ke akar rumput. Semangat pelaksanaannya pun hangat-hangat tahi ayam.

Apa boleh buat? Ide acapkali dibiarkan terhidang secara absurd ke masyarakat umum. Terkesan teoretis dan bombastis belaka. Seolah-olah tak bisa dijelaskan ke khalayak dengan bahasa yang simpel. Seperti haram dipahamkan ke publik melalui istilah/perkataan sederhana.

Mungkin patokannya "kalau bisa tetap rumit dan ribet, kenapa mesti iseng membuatnya gampang? Makin rumit makin keren."

Alhasil, sementara di sono-sono mati-matian berjuang demi terwujudnya iklim sustainable & responsible travel, sebagian lainnya mungkin malah santuy. Alih-alih mendukung. Yang ada justru menggerogoti alam sebab ketidaktahuan.

Memang masih PR banget bagi instansi terkait. Sementara mestinya, semangat sustainable & responsible travel sudah terserap hingga tulang sumsum khalayak.

Mestinya begitu!

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun