Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.
Dari Mangut Iwak Pe ke Nasi Padang
Wow! Sungguh menarik tema Samber hari ini. Bikin teringat foto-foto makanan yang saya simpan di galeri HP. Yang berarti pula bikin saya mendadak lapar, padahal sudah makan berat tiga kali seharian ini.
Maklumlah. Makanan-makanan dalam foto itu 'kan kesukaan saya semua.
Apa boleh buat? Foto-foto itu sudah sangat menjelaskan bahwa ternyata, saya hobi cicip-cicip makanan. Mencicipinya bukan satu sendok sih, melainkan satu porsi.
Berdasarkan foto-foto yang ada, sadarlah saya betapa diri ini termasuk ke dalam golongan penyuka kuliner Nusantara. Mulai dari Mangut Iwak Pe yang menjadi lauk sehari-hari semasa kecil, hingga Nasi Padang yang selalu saya rindukan.
Nah. Mari berkenalan dengan kuliner Nusantara yang menjadi favorit saya.
Mangut Iwak Pe dan Mangut Lele
Mangut Iwak Pe ini kerap menjadi lauk keseharian sewaktu saya kecil. Berhubung keseharian, yang berarti tidak susah mendapatkannya, tatkala itu saya tak pernah merindukannya.
Keadaan berbeda saat saya hijrah ke Yogyakarta. Mangut Iwak Pe tidak gampang didapatkan. Harganya lebih mahal pula.
Di lain sisi semenjak tinggal di Yogyakarta, saya mulai berkenalan dengan Mangut Lele.
Namun, sama halnya dengan Mangut Iwak Pe, saya pun tak bisa sering menjadikannya lauk. Bagi saya, harganya relatif mahal kalau dijadikan lauk sehari-hari.
Kedua jenis mangut tersebut pada dasarnya sama. Hanya berbeda bahan utamanya. Yang satu memakai ikan pari yang diasapkan (iwak pe). Yang satu lagi memakai lele.