Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.
Gulai Kambing Perpisahan pada Sahur Bersama Ramadan 2025
Dini hari tadi merupakan sahur bareng terakhir kami pada Ramadan 2025. Alhamdulillah kegiatan tersebut berjalan lancar tanpa kendala dan drama apa pun. Sejak dimulai tanggal 3 Maret (3 Ramadan) lalu hingga tanggal 27 Maret (27 Ramadan) hari ini.
Tuntas sudah kesempatan sahur bersama pada Ramadan tahun 2025. Tentu ada banyak cerita yang bergulir sejalan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Yang Insyaallah adanya cuma cerita suka. No cerita-cerita duka.
Tak ada cerita kerusuhan akibat ada warga yang tak kebagian makanan/minuman buat sahur. Panitia telah sedemikian presisi memperkirakan jumlahnya. Lagi pula, lauk bagi tiap orang sudah dijatah dengan takaran tertentu di tiap piringnya. Cara tersebut efektif mencegah orang untuk ambil lauk dobel.
Demikian pula, tak ada yang ngedumel terkait kualitas dan jenis menu. Semua fresh from oven. Dimasak dini hari semua. Lauk pauk dan sayur senantiasa diupayakan berganti-ganti tiap harinya. Adapun untuk menu pada hari ke-25 yang merupakan hari terakhir, disediakan menu istimewa gulai kambing.
Terima kasih kepada para donatur yang dermawan. Yang memungkinkan panitia penyelenggara bisa menyajikan menu sahur bergizi gratis. Tanpa jeda selama 25 hari. Dengan jumlah rata-rata per hari 75 porsi. Yang kemudian meningkat jadi 100 porsi begitu memasuki putaran sepertiga Ramadan yang terakhir.
Rupanya orang-orang yang pulang dari i'tikaf di Masjid Gedhe Kauman, tertarik sekalian mampir ke lapak sahur bergizi gratis. Mungkin senyampang di luar rumah, sekalian saja nyicip menu sahur bareng. Bonusnya bisa silaturahmi dengan tetangga yang telah lama tak bersua. Bahkan, bisa pula kenalan dengan tetangga baru.
Terima kasih pula kepada para panitia penyelenggara. Tanpa kerja keras mereka yang dilandasi semangat berbagi keberkahan Ramadan, juga semangat berlomba-lomba dalam kebaikan, niscaya program sahur bersama bakalan cuma sebatas wacana.
Tak lupa ucapan terima kasih mesti disampaikan kepada seluruh warga kampung, baik yang akamsi* maupun yang sekadar berdomisili. Tanpa partisipasi dan kesediaan mereka untuk menjadi peserta sahur bersama, tentunya program mulia tersebut bakalan gagal.
Alhamdulillah semua pihak bersinergi sehingga kegiatan sahur bersama itu sukses hingga hari terakhir. Bahkan bisa ditutup dengan menu spesial, yaitu gulai kambing.
Tampaknya hidangan kambing memang trademark kampung tempat tinggal saya saat ini. Jika Masjid Gedhe Kauman punya menu olahan kambing sebagai ciri khas buka bersamanya, Kampung Kauman* juga punya menu serupa untuk sahur bersama.
Kegiatan sahur gratis tersebut menyadarkan saya bahwa di Kampung Kauman ada sejumlah warga yang hidup sebatang kara. Tentu yang saya maksudkan bukanlah anak-anak kos yang masih muda belia, melainkan warga lokal yang sudah jelang lansia dan lansia.
Mereka amat terbantu sebab tak perlu repot menyiapkan menu sahur. Tinggal datang ke lokasi, ambil makanan dan minuman secara prasmanan, dan setelahnya wajib mencuci peralatan makan minum yang dipergunakan.
Bonusnya bisa mendapatkan teman sahur. Kalau biasanya sahur di rumah cuma berkawan TV, di acara sahur bareng itu berkawan manusia nyata. Jumlahnya banyak pula. Bikin suasana hangat. Serasa menikmati makan sahur bersama keluarga besar.
Mengingat manfaatnya, kegiatan sahur bersama gratis ini lebih baik dilestarikan. Diadakan lagi pada Ramadan tahun depan, tahun depannya lagi, dan seterusnya. Semoga kelak dimudahkan dan diberkahi-Nya selalu.
Salam.
Catatan:
*akamsi (anak kampung sini; warga lokal)
*Kauman yang dimaksudkan tulisan ini adalah Kauman yang termasuk Kalurahan Ngupasan, Kemantren Gondomanan, Kota Yogyakarta
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025