Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Penulis

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Zakat Fitrah: Makanan Pokok atau Uang? Diberikan Langsung atau Lewat Amil?

4 April 2024   10:04 Diperbarui: 4 April 2024   10:19 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zakat Fitrah: Makanan Pokok atau Uang? Diberikan Langsung atau Lewat Amil?
Ilustrasi Zakat Fitrah (Kompas.com)

Berdasarkan dua hadis di atas, maka Ibnu Qayyim berpendapat bahwa zakat fitrah tidak boleh ditunda hingga setelah salat 'Id.

Meski dimungkinkan mengeluarkan Zakat Fitrah pada hari Idul Fitri sebelum khatib naik ke mimbar, tetapi sebaiknya kita hindari. Alangkah lebih bijak jika dikeluarkan sebelumnya untuk memberi kesempatan kepada amli untuk membagikan kepada yang berhak menerima sebelum hari Idul Fitri. Bukankah Zakat Fitrah ini memang diperuntukkan kepada mereka yang membutuhkan pada hari raya?

Zakat Fitrah Dibayar Langsung atau Diwakilkan ke Amil?

Ulama fiqih kontemporer, Dr. Yusuf al-Qaradhawy dalam Seri Penting Fiqih Zakat berpendapat bahwa dimasukkannya amil sebagai asnaf menunjukkan bahwa zakat dalam Islam bukanlah suatu tugas yang hanya diberikan kepada seseorang (individual), tapi merupakan tugas jamaah (bahkan menjadi tugas negara). Zakat punya anggaran khusus yang dikeluarkan daripadanya untuk gaji para pelaksananya.

Dalam Fiqih Imam Syafi'i Jilid I, Prof. Dr. Wahbah Zuhaili menjelaskan lebih lanjut bahwa amil ialah orang yang diangkat oleh pemerintah untuk mengurus zakat. Mereka antara lain petugas penarik zakat, pencatat zakat (yang diberikan para pemilik harta), petugas yang mengumpulkan para pemilik harta, dan petugas yang membagikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya.

Jika demikian, maka lebih utama membayar Zakat Fitrah melalui amil, sebab zakat ini merupakan ibadah yang sifatnya jamaah bukan pribadi (individual). Hikmahnya jika melalui amil, kita dapat menghindari adanya penerima yang menerima Zakat Fitrah secara berulang. Misalnya jika dia terkenal dengan kefakiran atau kemiskinannya maka bisa jadi banyak yang bersimpati sehingga banyak yang memberinya zakat. Sebaliknya, fakir atau miskin yang tidak banyak dikenal atau diketahui maka bisa jadi luput dari pemberian. Padahal biasanya, seorang fakir atau miskin yang tidak dikenal ini karena memang memelihara dirinya dari belas kasih orang lain apalagi meminta-minta.

Jadi bisa dikatakan, saat kita memilih memberi langsung kepada penerima zakat maka kita membuka celah akan adanya fakir atau miskin yang tidak menerima zakat dan membuka ruang adanya penerima yang menerima berkali-kali. Itulah sebabnya ada amil yang bukan hanya bertugas mengumpulkan zakat tetapi juga mendata orang-orang yang berhak menerima zakat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun