Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Penulis

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa Syawal atau Qadha: Mana yang Didahulukan dan Haruskan Berurutan?

12 April 2024   16:11 Diperbarui: 12 April 2024   16:11 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Syawal atau Qadha: Mana yang Didahulukan dan Haruskan Berurutan?
Ilustrasi puasa Syawal (Kompas.com)

Berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadan memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Imam an-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin menuliskan hadits dari Abu Ayyub al-Anshari bahwa Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam (SAW) bersabda:

"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan lantas disertai dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, niscaya ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari).

Begitupun dalam Bhulugul Maram, Ibnu Hajar al-Asqalani menuliskan hadits dari Abu Ayyub al-Anshari bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan dan diikuti enam hari puasa sunnah di bulan Syawal, maka nilainya seperti puasa setahun." (HR. Muslim)

Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa karena satu kebaikan diberi pahala sepuluh kali lipat. Puasa di bulan Ramadan dinilai sepuluh bulan dan puasa sunah enam hari dinilai dua bulan. Waktu pelaksanaannya bisa dilakukan di awal, tengah, atau akhir bulan, baik berturut-turut maupun secara terpisah.

Bolehkah Puasa Syawal Sebelum Mengqadha Puasa Wajib?

Syaikh Sulaiman al-Faifi dalam Al-Wajiz fi Fiqhi Sunah (Ringkasan Fiqih Sunah Sayid Sabiq) menuliskan bahwa mengqadha puasa bulan Ramadan tidak harus dilaksanakan dengan segera. Sebaliknya, ia boleh dilaksanakan kapan saja. demikian juga dengan membayar kafarat. Sebuah riwayat sahih dari Aisyah radhiyalaaahu anha (ra) menyatakan bahwa ia baru mengqadha puasa bulan Ramadan di bulan Sya'ban. Ia tidak segera mengqadhanya, meski mampu melaksanakannya. Pelaksanaan puasa qadha tidak sama dengan pelaksanaan puasa di bulan Ramadan, sebab qadha puasa tidak harus dilakukan secara bersambung. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah: 184).

Haruskah Puasa Syawal atau Qadha Dilakukan Secara Berurutan?

Di bagian sebelumnya sudah dikutip pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani bahwa puasa Syawal dapat dilakukan di awal, tengah atau akhir bulan, baik berturut-turut maupun secara terpisah.

Lalu bagaimana dengan mengqadha puasa? Apakah harus berurutan atau boleh terpisah sebagaimana puasa Syawal. Imam Syafi'i dalam Al-Umm Jilid I, berkata:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun