Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menyambut Ramadhan 2024 di Usia Senja: Menjaga Kesehatan dan Keberkahan

11 Maret 2024   14:29 Diperbarui: 11 Maret 2024   14:34 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyambut Ramadhan 2024 di Usia Senja: Menjaga Kesehatan dan Keberkahan
telemed.ihc.id

Pendahuluan

Perjalanan menuju usia senja menghadirkan serangkaian perubahan yang signifikan dalam tubuh manusia. Diantaranya adalah penurunan kecepatan metabolisme, berkurangnya massa otot, serta munculnya kondisi kesehatan tertentu yang mungkin tidak dialami pada usia yang lebih muda. Fenomena ini menciptakan tantangan tersendiri bagi individu ketika menjalankan ibadah puasa, terutama saat memasuki bulan Ramadan tahun 2024. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana perubahan fisik yang terjadi pada usia senja dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan puasa dengan baik dan sehat. Oleh karena itu, penelitian dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika metabolisme, perubahan fisik, serta manajemen kesehatan pada usia senja menjadi krusial dalam menyusun strategi menjalani ibadah puasa dengan optimal di tengah berbagai tantangan tersebut.

Kendala yang sering dihadapi lansia saat berpuasa 

Ilustrasi lansia yang mengidap parkinson.(Dok. Shutterstock)/lifestyle.kompas.com
Ilustrasi lansia yang mengidap parkinson.(Dok. Shutterstock)/lifestyle.kompas.com

Ketika memasuki usia senja, lansia sering menghadapi sejumlah kendala yang kompleks saat menjalankan ibadah puasa. Di antara kendala-kendala tersebut adalah:

1. Dehidrasi merupakan kondisi dimana tubuh kekurangan cairan yang penting untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal. Pada lansia, risiko mengalami dehidrasi meningkat karena mereka seringkali mengalami penurunan rasa haus dan fungsi ginjal yang tidak optimal. Selama menjalankan ibadah puasa, risiko ini dapat semakin diperparah karena kurangnya asupan cairan selama periode berpuasa. Hal ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh, yang mana elektrolit seperti natrium dan kalium sangat penting untuk menjaga fungsi jantung, otot, dan saraf yang baik. Selain itu, dehidrasi pada lansia juga dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, dan bahkan stroke. Oleh karena itu, penting bagi lansia yang menjalankan ibadah puasa untuk memastikan bahwa mereka memperhatikan asupan cairan yang cukup selama periode berpuasa dan mengonsumsi makanan yang mengandung air seperti buah-buahan dan sayuran untuk membantu menjaga kecukupan cairan dalam tubuh. Selain itu, menghindari aktivitas yang berlebihan dan berada di lingkungan yang panas juga dapat membantu mengurangi risiko dehidrasi pada lansia selama bulan puasa Ramadan.

2. Hipoglikemia adalah kondisi dimana kadar glukosa dalam darah turun di bawah tingkat normal yang diperlukan untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal. Pada lansia yang mengonsumsi obat diabetes, risiko mengalami hipoglikemia cenderung lebih tinggi, terutama jika mereka tidak memperhatikan pola makan dan minum yang tepat selama menjalankan ibadah puasa. Kondisi ini dapat menjadi sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat, karena dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kebingungan, bahkan kehilangan kesadaran. Ketika kadar glukosa darah turun secara tiba-tiba, otak tidak mendapatkan cukup pasokan glukosa yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan gejala-gejala tersebut muncul. Pada lansia, hal ini menjadi lebih berisiko karena tubuh mereka mungkin tidak dapat merespons perubahan kadar glukosa dengan cepat seperti pada usia yang lebih muda. Oleh karena itu, penting bagi lansia yang mengonsumsi obat diabetes untuk memperhatikan pola makan dan minum selama puasa, termasuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein serta menjaga kecukupan cairan agar dapat menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Selain itu, mereka juga perlu memantau kadar glukosa darah secara teratur dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala hipoglikemia atau jika merasa kadar glukosa darah mereka tidak terkendali selama bulan puasa Ramadan.

3. Kekurangan nutrisi adalah keadaan di mana tubuh kekurangan asupan vitamin dan mineral yang penting untuk menjaga kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal. Selama menjalankan ibadah puasa, lansia rentan mengalami kekurangan nutrisi, terutama jika pola makan mereka tidak seimbang. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka secara menyeluruh, baik dengan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada maupun memicu munculnya masalah kesehatan baru. Puasa dapat mengakibatkan penurunan asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, terutama jika tidak diperhatikan dengan seksama pola makan yang seimbang. Lansia, dengan sistem pencernaan yang mungkin sudah tidak optimal, dapat mengalami kesulitan dalam menyerap nutrisi dari makanan. Akibatnya, mereka lebih rentan mengalami kekurangan vitamin dan mineral, seperti vitamin D, kalsium, vitamin B12, dan lainnya, yang penting untuk menjaga kesehatan tulang, sistem saraf, dan fungsi tubuh lainnya.

Kekurangan nutrisi pada lansia dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada, seperti osteoporosis, penyakit jantung, atau diabetes. Selain itu, kekurangan nutrisi juga dapat memicu munculnya masalah kesehatan baru, seperti penurunan fungsi kognitif atau kelemahan otot, yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi lansia yang menjalankan ibadah puasa untuk memperhatikan pola makan mereka secara seksama. Mereka perlu memastikan bahwa asupan makanan mereka mencakup berbagai macam nutrisi yang diperlukan tubuh, termasuk protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter juga bisa membantu untuk merencanakan pola makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi mereka selama bulan puasa Ramadan.

4. Kelelahan adalah kondisi dimana tubuh merasakan penurunan energi yang signifikan, seringkali disertai dengan rasa lelah fisik dan mental yang berkepanjangan. Pada lansia, terjadi penurunan metabolisme dan berkurangnya massa otot, yang dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan dengan lebih cepat selama berpuasa. Kondisi ini terjadi karena metabolisme yang melambat mengurangi efisiensi tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi, sementara berkurangnya massa otot mengurangi cadangan energi yang tersedia. Ketika kelelahan terjadi pada lansia selama berpuasa, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik. Lansia mungkin merasa lebih lemah dan tidak bertenaga untuk melakukan kegiatan fisik maupun mental yang biasa mereka lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun