Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan Berkah, Sampah Berkurang: Misi Hijau di Bulan Suci

13 Maret 2024   12:00 Diperbarui: 13 Maret 2024   12:05 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Berkah, Sampah Berkurang: Misi Hijau di Bulan Suci
health.grid.id

Akibatnya, sampah yang dihasilkan cenderung tidak terkelola dengan baik. Banyak sampah yang dibuang secara sembarangan, baik di tempat pembuangan sampah maupun di lingkungan sekitar, tanpa memperhatikan proses pengelolaan yang tepat. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir, meningkatkan risiko pencemaran lingkungan, serta menciptakan kondisi tidak nyaman dan tidak sehat bagi masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini. Melalui edukasi yang terus-menerus, kampanye yang efektif, dan pembangunan infrastruktur yang mendukung, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Selain itu, pemerintah dan lembaga terkait juga perlu meningkatkan regulasi dan penegakan hukum terkait pengelolaan sampah untuk mendorong perilaku yang lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah. Dengan upaya bersama dari semua pihak, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan, baik selama bulan Ramadan maupun sepanjang tahun. 

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memperhatikan cara mereka mengonsumsi makanan dan minuman selama bulan Ramadan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian alam.

Dalam menyambut Ramadan tahun 1445 H/2024 M, mari kita manfaatkan momen ini untuk melakukan berbagai upaya berbenah demi menjaga lingkungan dan menjalani bulan suci dengan lebih bertanggung jawab:

hellosehat.com
hellosehat.com

1. Ketika membeli makanan dan minuman untuk berbuka puasa atau sahur selama bulan Ramadan, bijaklah dalam konsumsi dengan mempertimbangkan kebutuhan yang sebenarnya. Hindarilah penggunaan plastik sekali pakai dengan cara memilih produk yang menggunakan kemasan ramah lingkungan atau bahkan membawa wadah sendiri untuk mengurangi sampah plastik yang dihasilkan. Dengan memilih produk yang ramah lingkungan, kita dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi dampak negatif dari peningkatan konsumsi makanan selama bulan Ramadan terhadap volume sampah. Pentingnya memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik yang masuk ke lingkungan, tetapi juga memberikan sinyal kepada produsen dan pedagang bahwa konsumen peduli terhadap masalah lingkungan. Ini mendorong pihak-pihak terkait untuk memproduksi dan menyediakan lebih banyak produk dengan kemasan yang lebih berkelanjutan, seperti kemasan yang dapat didaur ulang atau kemasan yang mudah terurai.

Selain itu, dengan membawa wadah sendiri saat berbelanja atau berbuka puasa di luar rumah, kita dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai secara signifikan. Ini merupakan langkah konkret yang dapat dilakukan oleh setiap individu untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan, serta memberikan contoh baik kepada orang lain dalam mempraktikkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat dalam memilih produk dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, kita dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi masalah sampah plastik dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup kita. Ini adalah langkah kecil namun penting dalam upaya menciptakan dunia yang lebih bersih dan lebih sehat, tidak hanya selama bulan Ramadan, tetapi juga sepanjang tahun.

2. Ketika membuang sampah, adalah penting untuk melakukan pemilahan antara sampah organik dan non-organik. Sampah organik, seperti sisa makanan atau daun-daun kering, dapat diolah menjadi kompos yang berguna untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan kesuburan tanaman. Proses pengomposan memungkinkan bahan-bahan organik ini terurai secara alami oleh mikroorganisme, menghasilkan pupuk alami yang ramah lingkungan dan efektif. Di sisi lain, sampah non-organik, seperti kemasan plastik, kertas, atau kaca, harus dipilah dan didaur ulang untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Kemasan plastik, misalnya, dapat didaur ulang menjadi produk baru seperti botol plastik, tas belanja, atau bahan lainnya. Kertas dan kaca juga dapat didaur ulang menjadi kertas daur ulang atau kaca daur ulang untuk mengurangi penebangan pohon atau penambangan kaca yang berlebihan.

Selain didaur ulang, sampah non-organik juga dapat dijual ke bank sampah untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Bank sampah biasanya menerima berbagai jenis sampah non-organik dan memberikan imbalan berupa uang atau barang untuk setiap kilogram sampah yang diserahkan. Ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan sampah. Dengan melakukan pemilahan sampah dengan baik, kita dapat membantu mengurangi volume sampah yang akhirnya masuk ke tempat pembuangan akhir. Selain itu, ini juga dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan sampah secara keseluruhan, memperpanjang umur tempat pembuangan akhir, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan kesadaran dan tindakan nyata dalam memilah sampah, kita dapat berperan aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup kita.

3. Dalam menghadapi bulan Ramadan, mari manfaatkan barang-barang bekas untuk berbagai keperluan kreatif. Barang-barang bekas dapat dijadikan sebagai bahan utama untuk membuat dekorasi Ramadan yang unik, seperti lentera dari botol bekas atau hiasan dinding dari kertas bekas. Dengan memanfaatkan barang-barang bekas ini, kita tidak hanya mengurangi sampah yang masuk ke lingkungan, tetapi juga menciptakan suasana Ramadan yang lebih berwarna dan bermakna. Penggunaan barang-barang bekas dalam dekorasi Ramadan juga mencerminkan semangat keberlanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan kreativitas, kita dapat menciptakan dekorasi yang menarik dan indah tanpa harus mengeluarkan biaya besar atau meningkatkan volume sampah. Selain itu, proses kreatif ini juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermakna bagi seluruh keluarga.

Tidak hanya itu, kita juga dapat menciptakan kreasi DIY lainnya menggunakan barang-barang bekas, seperti kerajinan tangan atau permainan edukatif untuk anak-anak. Dengan memanfaatkan kreativitas kita, barang-barang yang sudah tidak terpakai dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai lebih. Selain mengurangi sampah, hal ini juga dapat mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan dan kreativitas kepada anak-anak. Dengan bersikap kreatif dalam memanfaatkan barang-barang bekas, kita dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan menciptakan suasana Ramadan yang lebih berkesan dan berarti. Selain itu, hal ini juga dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa dan menyebarkan semangat keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kerja sama dan kesadaran bersama, kita dapat menjaga kebersihan lingkungan dan menciptakan dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita dapat menjadikan Ramadan sebagai momen untuk berbenah dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Semoga dengan kesadaran dan kerja sama kita, bulan Ramadan kali ini menjadi lebih bermakna dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun