Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjelajahi Makna Puasa Ramadan: Ngaji Kitab Kuning "Fathul Mu'in" di Masjid NU Cabang Ponorogo

13 Maret 2024   23:02 Diperbarui: 13 Maret 2024   23:05 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelajahi Makna Puasa Ramadan: Ngaji Kitab Kuning "Fathul Mu'in" di Masjid NU Cabang Ponorogo
Dokumen Pribadi: Qori' Ustadz. Muh. Muzakka

Semarak Ramadan dihiasi dengan gemerlap pengajian kitab kuning Fathul Mu'in di Masjid NU Cabang Ponorogo. Pada sore hari Rabu, 13 Maret 2024, Pengurus Cabang PMII Ponorogo serta Kopri PMII Ponorogo turut mengiringi jamaah dalam memperdalam samudra ilmu tentang puasa. 

Acara tersebut dipandu oleh Qori' Ustadz Muh. Muzakka, yang menggali secara mendalam makna dan hukum puasa Ramadan berdasarkan penjelasan dalam kitab Fathul Mu'in. Dalam kajian tersebut, setiap aspek puasa Ramadan dijelaskan secara terperinci, mencakup prinsip-prinsip dasar, tata cara pelaksanaan, serta hukum-hukum yang berkaitan. Penyampaian materi dilakukan dengan penuh kecermatan dan kejelasan, sehingga para peserta dapat memahami dengan baik setiap pokok bahasan yang disampaikan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Selain itu, pembahasannya juga mencakup aspek-aspek praktis seputar puasa, termasuk hal-hal yang perlu dihindari serta amalan-amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadan. Dengan demikian, kajian tersebut tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, tetapi juga memberikan panduan praktis bagi para jamaah dalam menjalankan ibadah puasa dengan sempurna sesuai dengan ajaran agama.

Partisipasi dari Pengurus Cabang PMII Ponorogo dan Kopri PMII Ponorogo menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung kegiatan keagamaan dan pengembangan ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat. Dengan adanya kolaborasi antara berbagai organisasi kemasyarakatan, semangat kebersamaan dalam menjalankan ibadah Ramadan semakin terasa kuat dan bersemangat. 

Ini juga menjadi momentum untuk memperkokoh jalinan silaturahmi antarwarga serta meningkatkan kebersamaan dalam memperkuat pondasi agama dan keimanan.

Kajian dimulai dengan pembahasan tentang definisi puasa, yang dijelaskan sebagai tindakan menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkannya. Ustadz Muzakka menjelaskan bahwa puasa Ramadan, yang merupakan salah satu rukun Islam, ditetapkan untuk dilakukan pada bulan Sya'ban, setelah sebelumnya umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama tiga hari setiap bulan dan juga puasa Asyura. 

Pengertian tersebut dijelaskan dengan seksama untuk memastikan pemahaman yang tepat terhadap konsep puasa dalam agama Islam. Puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga meliputi penahanan dari perilaku-perilaku yang dapat mengurangi nilai ibadah, seperti berbohong, berbuat dosa, dan perilaku negatif lainnya.

Dalam konteks puasa Ramadan, Ustadz Muzakka menegaskan pentingnya memahami bahwa puasa pada bulan ini adalah sebuah kewajiban yang ditetapkan oleh syariat Islam. Hal ini mencakup menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan kepatuhan terhadap ajaran agama. 

Penjelasan tersebut memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya puasa dalam agama Islam serta keterkaitannya dengan bulan Ramadan sebagai bulan penuh berkah dan ampunan. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap konsep puasa ini, diharapkan para jamaah dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kepatuhan kepada Allah SWT.

Kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah memperkenalkan babak baru dalam sejarah puasa. Pada masa itu, belum ada tradisi berpuasa Ramadan, sehingga umat Islam diberi opsi untuk menjalankan puasa atau membayar fidyah sebagai ganti. Namun, seiring berjalannya waktu, puasa Ramadan menjadi kewajiban yang disepakati oleh seluruh ulama (ijma'). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun