Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mahasiswa

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menelan Pahit Menuai Manis: Menerima Nasihat dengan Lapang Dada

15 Maret 2024   17:50 Diperbarui: 15 Maret 2024   18:14 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menelan Pahit Menuai Manis: Menerima Nasihat dengan Lapang Dada
Dokumen Pribadi: Sreenshot di Kitab Ayyuhal Walad (PDF)

Pengetahuan yang tidak diterapkan dalam amal yang baik akan menjadi sia-sia di hadapan Allah. Ini menegaskan pentingnya tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melakukan perbuatan yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

Menelan Nasihat: Jalan Menuju Kebahagiaan 

islam.nu.or.id
islam.nu.or.id

Menerima nasihat dengan lapang dada adalah manifestasi dari sikap rendah hati dan kepercayaan kepada Allah. Nasihat yang baik akan membimbing seseorang menuju arah yang benar dan membantu menghindarkan diri dari kesalahan dan kekeliruan. Ini menunjukkan bahwa kesediaan untuk menerima nasihat dari orang lain adalah tanda dari penerimaan yang baik terhadap pembimbingan yang diberikan, serta merupakan bukti bahwa seseorang memiliki keyakinan yang kuat akan pentingnya arahan dan petunjuk dalam menjalani kehidupan. 

Dengan menerima nasihat dengan lapang dada, seseorang menunjukkan sikap kesediaan untuk belajar dan tumbuh, serta menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran akan keterbatasan dan kebutuhan untuk terus meningkatkan diri. Ini adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual dan perkembangan pribadi, karena memungkinkan seseorang untuk terus berkembang dan mendekatkan diri kepada kebenaran dan kebaikan.

Berikut langkah-langkah untuk menerima nasihat dengan baik:

1. Mengintrospeksi diri adalah proses refleksi yang mendalam untuk mempertimbangkan kebenaran dari nasihat yang telah diberikan. Hal ini melibatkan sikap jujur terhadap diri sendiri dan penilaian yang objektif terhadap tindakan dan keputusan yang telah diambil. Dengan mengintrospeksi diri, seseorang dapat mengevaluasi sejauh mana mereka telah menerima dan menerapkan nasihat yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini mencakup pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan, serta kemungkinan dampak positif atau negatif dari tindakan-tindakan yang diambil.

Mengintrospeksi diri juga melibatkan pengakuan terhadap ketidaksempurnaan dan kesalahan yang mungkin dilakukan, serta komitmen untuk melakukan perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki diri. Ini melibatkan kemauan untuk belajar dari pengalaman masa lalu dan meningkatkan diri ke arah yang lebih baik di masa depan. Dengan demikian, introspeksi diri merupakan langkah penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi, karena memungkinkan seseorang untuk lebih memahami diri sendiri, mengenali kekuatan dan kelemahan, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai potensi terbaik mereka.

2. Kosongkan hati berarti membersihkan diri dari prasangka dan kesombongan. Ini melibatkan proses yang mendalam untuk menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan sikap angkuh yang mungkin menghalangi pertumbuhan dan keterbukaan hati seseorang. Dengan mengosongkan hati, seseorang dapat membuka diri terhadap pengalaman baru, memperluas pemahaman, dan memperdalam hubungan dengan orang lain.

Proses mengosongkan hati membutuhkan kesadaran akan adanya prasangka dan kesombongan dalam diri seseorang, serta kemauan untuk mengatasi dan mengubahnya. Ini melibatkan pengakuan terhadap ketidaksempurnaan dan kelemahan, serta komitmen untuk melakukan perubahan yang diperlukan untuk menciptakan ruang bagi kedamaian dan hubungan yang lebih harmonis. Dengan mengosongkan hati, seseorang juga dapat menciptakan ruang untuk pertumbuhan spiritual dan peningkatan kualitas kehidupan secara keseluruhan.

3. Ucapkan terima kasih adalah ungkapan penghargaan terhadap niat baik pemberi nasihat. Ini menunjukkan pengakuan atas kebaikan hati dan kepedulian yang ditunjukkan oleh orang yang memberikan nasihat. Dengan mengucapkan terima kasih, seseorang menunjukkan sikap apresiasi dan rasa hormat terhadap upaya yang telah dilakukan untuk membantu dan memberikan arahan yang berguna. Hal ini juga dapat memperkuat hubungan antara pemberi dan penerima nasihat, menciptakan ikatan yang lebih kuat dan saling mendukung di antara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun