ahmad adef
ahmad adef Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki minat dalam observasi lingkungan sekitar dan senang beraktivitas fisik, terutama dalam bidang bela diri. Saya sedang menjelajahi berbagai hobi baru, dengan salah satunya adalah menulis artikel dan esai. Tujuan saya adalah untuk memberikan manfaat kepada banyak orang dengan karya-karya saya, sesuai dengan prinsip "Khoirunnas Anfauhum Linnas".

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Sholat Dulu biar Benar, Atau Benar Dulu baru Sholat?

19 Maret 2024   12:31 Diperbarui: 19 Maret 2024   22:48 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sholat Dulu biar Benar, Atau Benar Dulu baru Sholat?
Foto by : PNGtree (Pinterest)


Di antara gemuruh arus waktu yang mengalir deras, tersembunyi sebuah pertanyaan filosofis yang membelah hati umat Muslim: "Sholat dulu biar benar? Atau benar dulu baru sholat?" Tampaknya sederhana, namun dibalik sederetan kata-kata itu terbentang perdebatan panjang yang mengaduk-aduk nurani setiap individu yang mencari kebenaran dalam agama.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada dilema ini. Beberapa orang berpendapat bahwa untuk melakukan sholat yang benar, seseorang harus sudah memiliki kesempurnaan diri terlebih dahulu. Mereka berpikir bahwa membersihkan hati dan pikiran dari segala kesalahan dan dosa harus menjadi prioritas sebelum menghadap Allah dalam sholat. Sementara itu, ada juga pandangan yang berlawanan, yaitu bahwa dengan melaksanakan sholat secara konsisten, seseorang akan mencapai kesempurnaan diri secara bertahap.

Pertanyaan ini mencuat karena adanya perasaan bahwa sholat terasa hampa jika dilakukan oleh orang yang belum memiliki kesucian hati. Namun, di sisi lain, agama Islam mengajarkan bahwa sholat adalah tiang agama, dan tanpa sholat, sebuah amal ibadah akan terasa hampa.

Sebagai muslim, kita harus mencari jawaban yang benar dari perspektif agama. Sudah sepatutnya kita menggali hikmah-hikmah yang terkandung dalam ajaran Islam dan memahaminya dengan bijak.

Para ulama telah memberikan pandangan yang jelas terkait dengan pertanyaan ini. Mereka menegaskan bahwa sholat bukan hanya sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga merupakan sarana untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan. Sholat menjadi ibadah pertama yang akan ditanya di hari kiamat, dan keberhasilan atau kegagalan dalam menjalankan sholat akan memengaruhi nasib seseorang di akhirat.

Oleh karena itu, memprioritaskan sholat dalam kehidupan sehari-hari adalah langkah awal yang penting menuju kesempurnaan diri. sebagaimana perkataan Habib Ja'far " orang kalo nunggu benar dulu baru sholat, yah ga sholat-sholat nantinya". Sholat bukan hanya tentang gerakan-gerakan fisik semata, tetapi juga tentang kesadaran spiritual dan hubungan langsung dengan Sang Pencipta. Melalui sholat, seseorang bisa merasakan kedekatan dan kekuatan spiritual yang membimbingnya dalam menjalani kehidupan dengan baik.

Ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Nabi memberikan landasan yang kuat untuk pandangan ini. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, "Peliharalah shalatmu, dan (peliharalah) shalat tengah (waktu), dan dirikanlah shalat itu dengan khusyu'." (Q.S. Al-Baqarah: 238), "Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar."( Q.S. Al-Ankabut : 45),  Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang menjaga shalat lima waktu dengan baik dan tepat waktunya, itu akan menjadi cahaya, petunjuk, dan jaminan baginya pada hari kiamat." (Hadis Riwayat Muslim).

Maka dari itu, dalam menanggapi dilema antara "sholat dulu biar benar" atau "benar dulu baru sholat", sebaiknya kita mengedepankan pelaksanaan sholat sebagai langkah awal dalam meraih kesempurnaan diri, dan sholat sendiri menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan yang buruk. Dengan menjalankan sholat secara konsisten dan ikhlas, kita akan mendapatkan bimbingan dan perlindungan dari Allah SWT, serta menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih benar di mata-Nya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun