Ahmadhio Annuri Pratama
Ahmadhio Annuri Pratama Lainnya

Menyukai hal baru dan akan trus untuk belajar dan mengejar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Selama Ramadhan dan Lebaran

22 April 2024   22:41 Diperbarui: 22 April 2024   23:03 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Selama Ramadhan dan Lebaran
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Perilaku konsumen cenderung berubah secara signifikan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, keluarga, dan status sosial. Teori pemasaran menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

1. Faktor Budaya, Budaya berperan penting dalam menentukan perilaku konsumen selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Tradisi yang diwariskan secara turun temurun, seperti bersedekah, bersilaturahmi, dan bertemu sanak saudara, mempengaruhi perilaku konsumsi masyarakat. Saat ini, konsumen cenderung membeli produk tertentu yang berkaitan dengan tradisi dan kebutuhannya selama Ramadhan dan Idul Fitri.

Contoh: Saat Idul Fitri, ibu saya membeli produk Tango dan Indomie untuk oleh-oleh kepada tamu yang akan kita kunjungi. Hal ini sudah menjadi tradisi bagi kami, dan setiap kali kami pergi ke rumah orang tua atau kakek kami pada hari raya Idul Fitri, kami selalu membawa oleh-oleh sebagai bentuk apresiasi kami. kami ingat momen ini hanya terjadi setahun sekali, maka dari itu kami memberikan Tango dan Indomie sebagai tanda silaturahmi.

2. Faktor Sosial, Faktor sosial juga berperan penting dalam perilaku konsumen selama Ramadhan dan  Idul Fitri. Kelompok keluarga dan kekerabatan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Misalnya, konsumen cenderung membeli produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan keluarga besarnya atau untuk memenuhi harapan  kelompok referensi.

Contoh: Mengapa memilih Tango dan Indomie? Selain harganya yang terjangkau dan makanan yang mudah dibawa kemana saja, ketika keluarga saya melihat teman dan tetangga saya sibuk membeli sesuatu, mungkin saya tertarik dengan produk ini. Saya tertarik dan memutuskan untuk membelinya. Tango dan Indomie, kami terus memperhatikan kualitas dan harga yang sangat wajar, karena harga di setiap toko mungkin berbeda.

3. Faktor Pribadi, Faktor pribadi seperti usia, pekerjaan, dan gaya hidup juga mempengaruhi perilaku konsumen selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.  Konsumen dari berbagai usia  mungkin memiliki preferensi  berbeda saat membeli produk. Pekerjaan dan gaya hidup yang berbeda juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

Contoh : Karena harga yang sangat terjangkau dan juga berdasarkan produk yang sedang banyak diminati konsumen, seperti yang dibahas pada faktor sosial.

4. Faktor Psikologis, Faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, dan sikap juga mempengaruhi perilaku konsumen selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Konsumen dapat termotivasi untuk membeli produk tertentu melalui insentif dan promosi khusus yang ditawarkan oleh pemasar. Persepsi terhadap produk dan merek juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

Contoh: Pada contoh di atas, faktor psikologis sedemikian rupa sehingga faktor seperti banyaknya konsumen yang membeli suatu produk menimbulkan motivasi untuk membeli produk tersebut, sehingga mereka memutuskan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak. Pertimbangkan harga dan kualitas.

Dalam konteks pemasaran,  pemasar perlu memahami perubahan perilaku konsumen selama Ramadhan dan Idul Fitri. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan mempertimbangkan faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis yang mempengaruhi konsumen.

 Misalnya dengan menawarkan produk yang sesuai dengan tradisi Ramadhan dan Idul Fitri, melakukan promosi khusus, dan menyesuaikan komunikasi pemasaran dengan nilai-nilai budaya  konsumen. Memahami perilaku konsumen selama Ramadhan dan Idul Fitri memungkinkan pemasar mengembangkan strategi  efektif untuk meningkatkan penjualan dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan konsumen.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun