Lagu Religi "Kembalilah" Mengingatkan Pemulangan Santri Saat Pandemi Covid 19
Kembalilah wahai manusia...
Tundukkan wajahmu pada yang Maha Kuasa
Tengadahkan tanganmu dan mulailah berdoa
Niscaya nikmat-Nya selalu kan turun selamanya
Malulah insan dengan dosa-dosa
Semua larangan yang tlah kau perbuat
Bila kita tak jua segera insaf
Bencana terbesar tiba....
Lagu ini mengingatkan ku pada saat virus Covid 19 melanda. Berulang-ulang aku putar, tidak ada bosanya. Walaupun kondisi batin terasa perih, namun dengan menengadah akan Keagungan Ilahi bagaikan air menyiram bara api.
Saat itu kondisi sangat genting, setiap hari ada pengumuman orang meninggal. Kekhawatiran ku membuncah, saat pemulangan santri Gontor tiba, yakni pada bulan Syawal 1441 /2020. Proses pemulangan yang rumit, handphone selalu standby ditangan, menunggu informasi dari anakku. Namun apa yang kurasakan, dirasakan oleh wali santri lainnya.
Di grup Wali santri kami saling menguatkan,agar tetap tegar dan berkeyakinan ada jalan. Berbagai proses dilalui yakni uji tes PCR yang hasil tes negatif berlaku selama 7 hari. Alhamdulillah saat itu santri Gontor tidak ada terindikasi terinfeksi virus covid 19 karena sejak awal covid 19 tahun 2019 sudah di karantina dan wali santri tidak diperbolehkan menjenguk.
Tiket pesawat tujuan Sampit sudah di booking, namun ada pembatalan karena ada peraturan baru bahwa pelarangan penerbangan tujuan sampit. Booking ulang tiket pun dilakukan dengan tujuan Banjarmasin. Anak saya berangkat dari pondok berombongan bersama konsul Kalimantan yang mana tujuan Banjarmasin harus menunggu esok hari.
Walaupun santri Gontor tidak diperbolehkan membawa handphone namun para ustad pendamping selalu siap sedia jika santri ingin menghubungi orang tua. Pemberangkatan pun tiba, namun saya harus menunggu esok harinya lagi, karena jarak Banjarmasin - Sampit memakan waktu 10 jam.
Saya terharu atas Kekompakan IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern Gontor) dalam membantu pemulangan para santri. Mulai dari pemberangkatan hingga naik pesawat, kemudian tiba di bandara disambut IKPM Banjarmasin, IKPM Palangkaraya hingga tiba di Sampit.
Selama dalam perjalanan selalu ada tempat penampungan santri yakni di rumah-rumah anggota IKPM, karena tidak berani berbuka puasa atau makan sahur ditempat umum. Hal tersebut untuk menjaga sterilisasi penularan virus Covid 19 sehingga waktu perjalanan pun menjadi 2 hari.
Saya tidak bisa membayangkan santri dari Batam dan Kepri karena tidak ada penerbangan harus memutar melintasi Pulau Sumatera memakan waktu berhari-hari. Namun dalan grup whatshap kami saling memberi informasi bahwa anak-anak kami datang dalam keadaan sehat. Foto-foto kedatang rombongan dari satu tempat ketempat lain pun selalu Update.
Karena sebuah lagu menjadi inspirasi untuk bercerta masa lalu. Genap empat tahun yang lalu bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Semoga momok Covid 19 tidak terulang lagi dan tidak seganas saat itu, yakni tahun 2019 hingga tahun 2021 dimana sekolah-sekolah sudah mulai PTM walau masih terbatas. Lagu religi mengingatkan kita akan kebesaran Ilahi, sebagai jembatan untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita sudah melalui cobaan berat bencana penularan Covid 19. Semua kejadian kita jadikan Hikmah.