Aji Prasanto
Aji Prasanto Lainnya

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

[Coretan Ramadhan 15] Laki-laki, Birahi, dan Distorsi

6 April 2023   22:53 Diperbarui: 6 April 2023   22:59 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Coretan Ramadhan 15] Laki-laki, Birahi, dan Distorsi
Ilustrasi cahaya Ramadhan, (pexels.com/ Oleksandr Pidvalnyi)

Tulisan ini diberi judul Laki-laki, Birahi, dan Distorsi. Dari ketiga kata tersebut menurut saya saling berhubungan yang dapat menciptakan suatu kehancuran, atau kehilangan masa depan jika tidak disadari dan tidak mencoba disembuhkan.

Pertama distorsi, yang mana dijelaskan di sini adalah distorsi pikiran atau kognitif yaitu suatu kesalahan logika dalam berpikir, serta kecenderungan berpikir yang berlebihan serta tidak rasional (pijarpsikologi.org). 

Sehubungan dengan pengertian tersebut dalam id.wikipedia.org Distorsi kognitif dijelaskan merupakan cara berpikir yang secara berlebihan serta tidak rasional sehingga menyebabkan gangguan psikologis tertentu.

Menurut Aaron T. Beck (dalam id.wikipedia.org), distorsi kognitif dijelaskan berupa pandangan negatif tentang realitas, terkadang disebut skema negatif yang menjadi faktor dalam gejala disfungsi emosional dan kesejahteraan subjektif yang kurang baik.

Kemudian Birahi/ berahi, dapat kita jelaskan secara umum merupakan suatu bentuk dorongan, hasrat, keinginan seseorang untuk melakukan hubungan seksual atau persanggamaan. Manusia baik Laki-laki ataupun Perempuan secara normal dan alamiah, tentunya mempunyai sebuah dorongan, hasrat, keinginan seseorang untuk melakukan hubungan seksual atau persanggamaan.

Namun sebagaimana dalam hal ini, sebagai seorang laki-laki yang baru beranjak dewasa atau remaja menuju dewasa (SMA/ Perguruan Tinggi), ini sering menjadi sebuah perbincangan. Serta dalam jalinan kasih antara laki-laki dan perempuan yang belum memiliki ikatan perkawinan.

Isu tentang perkawinan usia dini, kehamilan di luar nikah, atau sampai pada pemerkosaan dan yang lainnya, tentunya ini menjadi tanggung jawab bersama dan menjadi perhatian bersama. Kita dapat melihat betapa masalah ini merupakan masalah yang ada pada setiap zaman, bahwa laki-laki dan birahinya merupakan hal yang patut diperhatikan.

Dari sumber agama kita juga dapat melihat bahwa masalah ini merupakan masalah yang penting yang harus diperhatikan. Yaitu tentang kisah Nabi Daud AS dan Nabi Yusuf AS, yang mana keduanya sama-sama mengalami masalah dengan perempuan, namun dengan keadaan yang berbeda.

Kita dapat fokuskan di mana sebenarnya bukan didasari oleh seorang wanita, perbuatan yang melanggar norma kemanusiaan, atau perbuatan tidak diharapkan terjadi. Tetapi tentang laki-laki, yang kadang sukar untuk menahan nafsu birahinya.

Kita sebagai manusia mempunya sifat atau karakter yang mirip dengan makhluk hidup lainnya yaitu binatang. Yang membedakan hanya akal yang kita miliki sebagaimana dapat kita gunakan untuk berpikir serta hati nurani yang memberikan kita sebentuk perhatian akan perbuatan yang dilakukan, apakah suatu bentuk kebenaran atau suatu kesalahan.

Namun terlepas dari itu, sifat atau karakter kebinatangan kita juga menyelimuti diri, yang saat kita tak sadar sedang dalam situasi yang lebih dominan ke karakter atau sifat binatang tersebut, daya pikiran kita tak dapat membendung, serta hati nurani menjadi mati. Kita bukan lagi dalam kesadaran, namun dalam cengkeraman hasrat yang begitu menggebu-gebu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun