[Coretan Ramadhan 21] Lailatul Qadar
Menjadi menarik yang mana dari penjelasan diatas menyebutkan bahwa, datangnya wahyu serta malam Lailatul Qadar didapat Nabi Muhammad SAW ketika jiwa beliau telah mencapai kesuciannya.
Sedangkan kebanyakan umat kita berlomba-lomba untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, namun lupa akan kematangan atau kepantasan dalam diri atau jiwanya. Seperti hanya banyak yang ingin di sukseskan di dunia, seperti: pekerjaan dengan gaji yang besar, atau hasil panen yang melimpah, atau dagangan yang ramai, dan lain sebagainya.
Apakah meminta pada sang Ahli Memberi, itu salah? Tentunya tidak, namun dengan jiwa atau kepantasan diri yang belum cukup, apakah itu semua akan baik jika diberikan/ dikabulkan?
Sejalan dengan pengertian tersebut, merdeka.com menjelaskan bahwa Lailatul Qadar tidak mungkin akan diraih kecuali oleh orang-orang tertentu saja. Malam Lailatul Qadar diraih oleh manusia ketika dia telah siap dengan segala kebaikan dan kemuliaan hatinya.
Sehingga, hadirnya malam yang akan mengubah perjalanan hidup seorang tersebut menuntut peran aktif manusia dalam beramal, beribadah, melakukan kebaikan untuk semua manusia, dan mensucikan jiwanya.
Oleh karena itu, dalam ibadah puasa Ramadhan kali ini, semoga kita mendapatkan kejernihan pikiran serta kesucian hati dan diberikan kepantasan oleh Allah SWT untuk mendapatkan malam yang penuh kemuliaan ini. Serta, dapat dipantaskan oleh Allah SWT dalam mencapai apa yang dicita-citakan. Amin
Referensi:
Britannica. Lailatul Qadar. (Online) https://www.britannica.com/topic/Laylat-al-Qadr
Dedi Rahmadi, (2017). Kisah Nabi Muhammad pertama kali mendapatkan malam Lailatul Qadar. (Online) https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-nabi-muhammad-pertama-kali-mendapatkan-malam-lailatul-qadar.html