Aji Prasanto
Aji Prasanto Lainnya

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

[Coretan Ramadhan 25] Islam dalam Kerasnya Laju Perkembangan Zaman

16 April 2023   21:31 Diperbarui: 16 April 2023   21:44 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Coretan Ramadhan 25] Islam dalam Kerasnya Laju Perkembangan Zaman
Ilustrasi cahaya Ramadhan, (pexels.com/ Oleksandr Pidvalnyi)

Selanjutnya, jika kita lihat data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), dilansir dari databoks.katadata.co.id, menunjukan bahwa:

Dari jumlah penduduk Indonesia yaitu 275,36 juta jiwa pada Juni 2022. Hanya 6,41% yang sudah mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Dengan rincian; 0,41% berpendidikan D1 dan D2, kemudian D3 sejumlah 1,28%, S1 sejumlah 4,39%, S2 sejumlah 0,31%, dan hanya 0,02% penduduk yang sudah mengenyam pendidikan jenjang S3.

Lebih lanjut, sampai Juni 2022 penduduk Indonesia yang berpendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ada sebanyak 20,89%. Kemudian yang berpendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 14,54%. Serta 23,4% penduduk Indonesia merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD). Kemudian 11,14% yang belum tamat SD, dan penduduk yang tidak sekolah/belum sekolah mencapai 23,61%.

Pendidikan, pengangguran, dan kemiskinan menurut penulis merupakan suatu yang saling berhubungan. Sehingga antara Pendidikan, pengangguran, dan kemiskinan memberikan suatu dampak bagaimana hasil atau keluaran dari ketiga hal tersebut. 

Kita dapat melihat tentang bagaimana pemerintah menanggulangi ketiga permasalahan di atas, namun tentunya kita sebagai masyarakat juga harus ikut mengambil bagian akan pengentasan tersebut.

***

Kembali ke fokus awal, tentang bagaimana Islam dan kemajuan teknologi serta perkembangan zaman.

Dari penjelasan di atas, tentunya peran Islam dalam perkembangan zaman serta kemajuan teknologi haruslah semakin ditingkatkan lagi. Sudah bukan lagi saatnya, hanya membahas tentang masalah ibadah, perbedaan-perbedaan pandangan, serta masalah-masalah seremonial saja. Namun juga bagaimana memberikan "peran yang nyata" dalam menghadapi kerasnya laju perkembangan zaman.

Konten-konten yang menyasar para generasi muda haruslah pula bukan hanya masalah religiusitas, namun bagaimana menyeimbangkan hidup antara kebutuhan jasmaniah dan juga rohaniah. Masalah hedonisme atau gaya hidup yang berkembang di masyarakat bukanlah menjadi hal yang dapat disalahkan lagi, karena kita tak bisa untuk menyangkal dan mengendalikan akan laju perkembangan tersebut.

Namun bagaimana memikirkan tentang arah yang lebih bermanfaat, tentang gaya hidup yang kekinian namun tidak melupakan akan budaya Islam itu sendiri. Pendidikan islam yang lues, dapat mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta berpandangan ke depan haruslah semakin ditingkatkan.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun