Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Freelancer

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tidak Membatalkan, tapi Merusak Pahala Puasa

2 Mei 2020   05:17 Diperbarui: 2 Mei 2020   07:31 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak Membatalkan, tapi Merusak Pahala Puasa
Foto: Laduni.id

Zur oleh imam Ibnu Hajar diartikan dengan alkidzbu/dusta. Jadi meskipun secara syara puasanya sah, namun tidak dianggap oleh Allah karena ibadah puasanya dicampuri dengan kebohongan-kebohongan yang ia lakukan dan ucapkan.

Inilah yang dimaksudkan dengan puasa yang sia-sia, yang hanya menahan lapar dan haus, tanpa memperoleh pahala juga safa'atnya berpuasa. Sudah capek-capek menahan lapar dan haus, namun tidak memperoleh apa yang diharapkan.

Berbohong memang tidak membatalkan puasa, dan bukanlah merupakan bagian dari hal yang membatalkan puasa, sehingga bagi yang tidak memahami, maka perbuatan tersebut terus dilakukan disaat sedang berpuasa.

Padahal dengan berpuasa dari perkataan bohong, maka selama satu bulan penuh selama bulan Ramadhan, kita akan terhindar dari akhlak yang tidak terpuji tersebut, dan mengubah akhlak dan perilaku yang kurang baik, menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun