M. Arif Kamal
M. Arif Kamal Dosen

Membaca, Menulis, Mengajar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kesabaran Tak Terbatas di Bulan Ramadan: Perjuangan Merawat Anak Cerebral Palsy

19 Maret 2025   06:19 Diperbarui: 19 Maret 2025   07:14 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesabaran Tak Terbatas di Bulan Ramadan: Perjuangan Merawat Anak Cerebral Palsy
Seorang ibu dan Anak dengan Cerebral Palsy (Sumber: Freepik)

Pagi mulai menampakkan cahayanya ketika Mas Irwan menutup pintu kantornya. Sebagai seorang teknisi di perusahaan telekomunikasi, pekerjaannya sering menuntutnya lembur. Hari ini sudah ke-2 kali lembur dalam seminggu. Dalam sebulan setidaknya minimal 6 kali lembur yang harus dijalani. Sementara itu, di rumah, istrinya, Mbak Sari, tengah menyelesaikan pesanan kue kering yang akan dikirimkan esok pagi. 

Mbak Sari adalah seorang ibu rumah tangga yang merintis usaha kecil-kecilan dari rumah, menjual aneka camilan dan kue pesanan. Ramadan tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Bulan ini adalah Ramadan ke-dua bagi keluarga Mas Irwan dan Mbak Sari yang mengontrak rumah bibi ku yang sedang merantau ke Taiwan sudah 3 tahun ini.  

Keseharian yang Tak Mudah

Perjalanan keluarga kecil ini dimulai dua tahun lalu, dan mungkin terlalu sederhana jika dianggap sebagai sebuah kisah inspiratif. Saat itu di bulan Mei Naila lahir, Mbak Sari dan Mas Irwan awalnya tidak menyadari ada yang berbeda dengan putri kecil mereka. 

Namun, seiring berjalannya waktu, Mbak Sari mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Di usianya yang seharusnya mulai belajar tengkurap, Naila tampak kesulitan mengangkat kepalanya. Ketika anak-anak seusianya mulai merangkak, Naila justru lebih sering menggulingkan tubuhnya dengan gerakan kaku dan tidak terkoordinasi. 

Menurut pendapat Dokter, anak mereka Naila yang saat itu berusia 3 tahun didiagnosis dengan cerebral palsy. Kondisi ini membuat Naila mengalami gangguan pada gerakan dan koordinasi ototnya. Sejak saat itu, setiap harinya, Mas Irwan dan Mbak Sari harus berbagi tugas untuk mendampingi Naila sambil menjalankan tanggung jawab masing-masing. 

Sebagaimana orang tua dari anak penyandang cerebral palsy, Mbak Sari dan Mas Irwan harus memahami bahwa perawatan fisik hanyalah sebagian dari perjalanan ini. Ada tantangan lain seperti gangguan sensorik, kesulitan berkomunikasi, hingga masalah emosi yang membuat Mbak Naila sering merasa frustrasi.  

Orang tua dari anak dengan CP, sering menghadapi tekanan emosional yang lebih tinggi karena harus terus siaga membantu anak mereka melakukan aktivitas sehari-hari.  

Tantangan Lebih, Merawat Anak di Bulan Ramadan

Memasuki bulan Ramadan, tantangan yang dihadapi Mbak Sari dan Mas Irwan semakin bertambah. Kurangnya waktu istirahat akibat bangun dini hari untuk sahur dan tidur larut malam karena pekerjaan serta ibadah tambahan membuat fisik mereka lebih cepat lelah. Berpuasa sambil menjalani rutinitas terapi harian Naila memerlukan ketahanan fisik dan kesabaran yang tinggi. 

Sebelum fajar, Mbak Sari bangun lebih dulu untuk menyiapkan sahur sambil mengecek pesanan yang masuk. Setelah sahur dan salat Subuh, Mbak Sari memulai rutinitas pagi Naila. Anak dengan cerebral palsy membutuhkan perhatian khusus, mulai dari membantu Naila dalam melakukan latihan peregangan otot hingga melatihnya duduk dengan posisi yang benar. Mbak Sari harus sabar dan telaten, karena setiap gerakan kecil membutuhkan usaha ekstra.

Saat Naila selesai dengan latihan pagi, Mbak Sari membantunya makan dan membersihkan diri. Setelah itu, barulah Mbak Sari mulai membuat adonan kue, sambil tetap memperhatikan Naila yang bermain di ruang tamu dengan mainan sensoriknya. Terkadang, Mbak Sari harus berhenti di tengah membuat adonan untuk menenangkan Naila yang rewel karena frustrasi tidak bisa mengambil benda dengan tangannya sendiri. Tangannya yang kaku membuatnya sulit menggenggam benda kecil, dan ini membutuhkan latihan motorik halus yang rutin. 

Perjuangan Orang Tua dengan Peran Ganda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

19 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 17 
20 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 4

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 18
21 Mar 2025

Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 19
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun